Jakarta–Bank Indonesia (BI) mengaku, ketidakpastian kenaikan suku bunga AS (Fed Fund rate/FFR) telah mempengaruhi laju nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS yang belakangan mengalami penguatan.
Berdasarkan catatan BI, secara point-to-point (ptp), Rupiah mengalami apresiasi sebesar 3,4% month-to-month (mtm) ke Rp13.213 per Dolar AS pada Juni 2016.
Selain dipengaruhi suku bunga AS, penguatan rupiah juga disebabkan oleh terbatasnya dampak Brexit, dan meningkatnya sentimen positif atas pengesahan Undang-Undang (UU) Pengampunan Pajak (tax amnesty).
“Rupiah menguat pada Juni 2016 terutama dipengaruhi oleh meredanya ketidakpastian kenaikan FFR. Dampak Brexit terhadap Rupiah cenderung terbatas, dan hanya berlangsung singkat,” ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara, di Gedung BI, Jakarta, Kamis, 21 Juli 2016.
Penguatan kembali Rupiah juga didukung oleh persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik, sejalan dengan pengesahan UU tax amnesty, perbaikan kondisi makroekonomi, serta perkiraan penundaan kenaikkan FFR.
“Penguatan Rupiah, sejalan dengan aliran masuk modal asing yang kembali meningkat setelah sempat sedikit terkoreksi akibat Brexit. Ke depan, Bank Indonesia akan tetap menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah sesuai dengan nilai fundamentalnya,” tutupnya. (*)
Editor: Paulus Yoga
Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berkolaborasi dengan Kantor Perwakilan Bank… Read More
Jakarta - Raksasa teknologi asal Tiongkok, Huawei, merilis tablet terbaru, HUAWEI MatePad Pro 12.2 pada… Read More
Jakarta - Jejak investor asal Thailand di pasar keuangan Indonesia sudah cukup panjang. Lebih dari… Read More
Jakarta - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) secara resmi meluncurkan program Makan Bergizi Gratis… Read More
Bandung - PT Geo Dipa Energi (Persero) atau Geo Dipa, salah satu badan usaha milik… Read More
Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (8/11), Indeks Harga Saham Gabungan… Read More