BI: Ketidakpastian Ekonomi Global Masih Berlanjut di 2020

Jakarta – Bank Indonesia (BI) menilai, ketidakpastian ekonomi global masih akan berlanjut hingga tahun depan. Hal ini sejalan dengan dampak dari perlambatan ekonomi dunia dan pemasalahan global mulai dari perang dagang AS dan Tiongkok hingga ketidakpastian dari Brexit.

Demikian pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo, di Jakarta, Jumat, 8 November 2019. Menurutnya, International Monetary Fund (IMF) pun menyatakan, bahwa pertumbuhan di semua negara juga tengah mengalami perlambatan. Hal ini tentu dikhawatirkan bakal berdampak ke perekonomian nasional.

“Kalau secara globalnya memang bicara overall, pada 3 minggu lalu di annual meeting IMF World Bank melihatnya pertumbuhan ekonomi global semua negara synchronize slow down bersama mengarah ke bawah dan pada saat itu melihat dari sisi ketidakpastian itu relatif masih ada, dan lanjut sampai 2020,” ujarnya.

Dirinya mengungkapkan, selama seminggu terakhir banyak persoalan yang memicu baik sentimen positif maupun negatif. Kondisi yang memberikan sentimen positif salah satunya dari tensi perang dagang antara AS dan Tiongkok yang mulai mereda. Sehingga telah berdampak terhadap Purchasing Manager Index (PMI) Non Manufaktur AS yang mulai membaik.

“Kemudian kalau kita lihat juga perkembangan di eropa ada kemungkinan positif dari sisi Brexit meskipun dari sisi pertumbuhan outlook ekonomi eropa masih mengarah ke bawah,” ucapnya.

Selain itu, tambah dia, kondisi tersebut telah membuat volatilitas di sektor keuangan global dalam seminggu terakhir ini mengalami penurunan. Hal ini, kata Dody, telah berdampak positif bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia. Di sisi lain, kondisi ini pun telah memberikan kepercayaan terhadap investor untuk menaruh uangnya di negara berkembang.

“Investor relatif confidence dengan perkembangan yang ada dan mulai mencari return paling besar untuk penempatan dananya dan muncul aliran modal yang masuk ke negara-negara berkembang termasuk Indonesia dalam jumlah yang banyak,” tutup Dody. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

11 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

11 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

13 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

14 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

14 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

15 hours ago