News Update

BI Janji Konsorsium EFC Segera Terbentuk di Akhir 2017

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengaku, bahwa konsorsium yang mengurusi integrasi pembayaran non tunai transportasi Jabodetabek atau Konsorsium Electronic Fare Collection (EFC) ditargetkan akan segera terbentuk pada akhir tahun ini.

“EFC akan dibentuk akhir tahun ini. Sudah akan bisa beroperasi menggunakan uang elektronik berbasis teknologi SAM (Secure Acces Module) Multiapplet,” ujar Gubernur BI Agus DW Martowardojo, di Jakarta, Rabu, 6 September 2017.

Sementara itu, dalam mewujudkan integrasi pembayaran transportasi Jabodetabek, kata dia, salah satu tantangannya adalah perbedaan kepemilikan moda transportasi, antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda).

Oleh sebab itu, strategi integrasi sistem pembayaran elektronik moda transportasi disinergikan dengan membentuk dua entitas berbeda.

Pertama, unit usaha yang berada dibawah BUMN untuk moda transportasi yang dikelola oleh BUMN atau disebut EFC 1. Kedua, konsorsium yang berada dibawah Pemprov DKI dan berbentuk BUMD untuk moda transportasi yang juga dikelola oleh BUMD atau disebut EFC 2.

Kedua entitas tersebut harus bersinergi dengan menyediakan infrastruktur pemrosesan uang elektronik yang saling terkoneksi dan saling dapat beroperasi. Selain itu, dilakukan pula integrasi dengan konsorsium lain yang menerapkan uang elektronik sebagai alat pembayaran yaitu Konsorsium Electronic Toll Collection (ETC) di jalan tol yang saat ini tengah dirancang Kementerian PUPR.

“Seluruh integrasi EFC 1 dan EFC 2 ini akan bergabung atau interconnected di akhir 2018,” ucap Agus.

Agus menambahkan, dengan sistem Electronic Fare Collection dan sistem yang sudah interoperated dan interconnected nantinya, semua bank dapat mengeluarkan uang elektronik (e-money) asalkan memiliki teknologi sistem tinggal pasang SAM Multiapplet.

“Kalau dulu satu moda transportasi hanya bisa dilayani empat uang elektronik, sekarang semua bisa tetapi harus berbasis SAM Multiapplet,” paparnya.

Inisiatif nontunai moda transportasi di Jakarta sendiri telah dirintis sejak tahun 2013 oleh PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) dengan dapat digunakannya uang elektronik empat bank pada moda kereta api commuter. Selanjutnya, Bus Transjakarta sejak 14 Februari 2015 telah seluruhnya menerima pembayaran uang elektronik dari enam bank.

Pada kedua moda tersebut, uang elektronik dapat sekaligus berfungsi sebagai tiket transportasi (e-ticket).

“Nantinya juga diharapkan masyarakat dapat pindah dari satu moda transportasi ke moda transportasi lain dengan lancar. Kasian kan kalau penggunanya punya kartu yang beragam dan masing-masing harus diisi. Tapi dengan sistem ini kita di akhir 2017 sudah punya konsorsium EFC 1 dan EFC 2 yang akan mengakomodasi sistem pembayaran,” tutupnya. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

UMP 2026 Diprotes Buruh, Begini Tanggapan Menko Airlangga

Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More

10 mins ago

Aliran Modal Asing Rp3,98 Triliun Masuk ke Pasar Keuangan RI

Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More

42 mins ago

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

20 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

20 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

20 hours ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

22 hours ago