Moneter dan Fiskal

BI: Indonesia Masuk Era Baru Inflasi Rendah

Jakarta – Bank Indonesia (BI) melihat, Indonesia saat ini tengah memasuki era baru inflasi rendah. Hal tersebut tercermin dari Indeks Harga Konsumen (IHK) sejak 2015 hingga pertengahan tahun 2017 yang menunjukkan bahwa inflasi terus mengalami penurunan dan terjaga.

Oleh sebab itu, menurut Gubernur BI Agus DW Martowardojo, momentum inflasi yang rendah ini harus dapat dijaga, sehingga ke depannya era inflasi yang rendah di Indonesia ini bisa mendorong daya beli masyarakat, yang nantinya akan berdampak pada perekonomian RI.

“Kami melihat Indonesia masuk ke era baru, yakni era inflasi rendah dan stabil. Inflasi kita di 2016 itu di 3 persenan, mungkin di 2017 kita masih bisa jaga di bawah 4 persen,” ujar Agus saat Sarasehan Nasional Pengendalian Inflasi, di Gedung BI, Jakarta, Rabu, 26 Juli 2017.

Sebagai informasi, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) laju inflasi tertinggi pernah terjadi pada 2013 silam yang mencapai 8,38 persen. Lalu di 2014 inflasi turun namun tak signifikan menjadi 8,36 persen. Kemudian di 2015 inflasi turun signifikan menjadi 3,35 persen dan di 2016 inflasi turun kembali menjadi 3,02 persen.

Sementara hingga pertengahan Juni 2017 laju inflasi tercatat sebesar 4,37 persen. Sedangkan sampai dengan pekan ketiga di bulan Juli 2017 menurut Survei Pemantauan Harga (SPH) yang dilakukan BI tercatat 3,84 persen. Bank Sentral menilai, laju inflasi di akhir tahun ini akan sesuai dengan target yakni 3-5 persen.

“Saya lihat di 2017 kita masih bisa di bawah 4 persen. Jadi kalau bisa rata-rata inflasi nasional itu berada di angka 3 persen,” ucap Agus.

Lebih lanjut dia mengungkapkan, bahwa ketersediaan pangan menjadi perhatian penting dalam menjaga laju inflasi, utamanya dalam ketersediaan pasokan pangan. Kendati demikian, BI mengklaim, bahwa saat ini persoalan pasokan pangan yang selalu menjadi sumber terjadinya inflasi sudah mulai teratasi.

“Saat ini ketersediaan pangan menjadi sumber inflasi pangan. Tapi Pemerintahan dan BI sudah membentuk Tim Pengendalian Inflasi (TPID). Saya lihat ini efektif sekali, sehingga laju inflasi terkendali. Tapi masih ada beberapa provinsi yang inflasinya diatas 6 persen, namun saya yakin dalam waktu dekat inflasi di provinsi ini akan turun,” tutupnya. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Usai Caplok Permata Bank, Bangkok Bank Bakal Akuisisi Bank RI Lagi?

Jakarta – Bangkok Bank sukses mengakuisisi 89,12 persen saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) dari Standard Chartered Bank dan… Read More

4 mins ago

PLN Butuh Dana Rp11.160 Triliun untuk Capai NZE 2060

Jakarta – PT PLN (Persero) dalam mencapai Net Zero Emission (NZE) 2060 membutuhkan investasi mencapai USD700 miliar… Read More

8 mins ago

Menilik Peluang Permata Bank Naik Kelas ke KBMI IV

Jakarta - PT Bank Permata Tbk (BNLI) atau Permata Bank memiliki peluang ‘naik kelas’ ke Kelompok Bank… Read More

21 mins ago

Danantara Dinilai jadi Jawaban Pendongkrak Ekonomi RI Capai 8 Persen

Jakarta – Presiden Prabowo Subianto optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai level 8 persen dalam kurun waktu… Read More

58 mins ago

ICC Resmi Keluarkan Surat Penangkapan Benjamin Netanyahu dan Yoav Gallant

Jakarta - Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC) resmi mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin… Read More

8 hours ago

Mandiri Sekuritas Ramal Ekonomi RI Tumbuh 5,1 Persen di 2025

Jakarta - PT Mandiri Sekuritas memproyeksikan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang stabil pada kisaran… Read More

17 hours ago