Perbankan dan Keuangan

BI Fast dan QRIS Dobrak Stagnasi Inklusi Keuangan RI

Bali – Inovasi di sektor keuangan nasional terus terjadi hingga kini. Inovasi yang tak hanya dilakukan oleh pihak swasta, namun juga regulator atau pemerintah, telah membuat sejumlah terobosan bagi sektor ekonomi domestik. Dua di antaranya adalah inovasi BI Fast dan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard)

Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI), Ryan Rizaldy menyampaikan jika kehadiran inovasi dari pihaknya seperti BI Fast dan QRIS telah ‘mendobrak’ tingkat inklusi keuangan Indonesia yang stagnan hingga bertahun-tahun.

Mengutip dari laporan Bank Dunia, Ryan jelaskan bahwa tingkat inklusi keuangan Indonesia stagnan di angka 49 persen selama 2002 hingga 2018. Ia katakan, tak ada penambahan signifikan setiap kali terbit laporan baru, angkanya tetap berada di kisaran 49 persen.

Baca juga: Tingkatkan Literasi Digital, Nobu Bank Perluas Penggunaan QRIS ke UMKM

“Tetapi di laporan terakhir Bank Dunia pada tahun 2022 berdasarkan kinerja tahun 2021, angka tingkat inklusi keuangan kita naik jadi 53 persen,” bebernya saat ditemui di Nusa Dua, Bali, beberapa waktu lalu. 

“Memang masih jauh dari 100 persen, tapi kita berangkat dari sesuatu yang tak pernah bergerak kemana-mana menjadi naik, dari 49 persen ke 53 persen, ini pencapaian yang luar biasa,” imbuhnya.

Menurutnya, dengan jumlah populasi penduduk Indonesia yang sebesar 280 juta penduduk, 53 persen bukanlah angka yang kecil. Lebih lanjut, ia terangkan jika pertambahan tingkat inklusi keuangan itu tak hanya mencakup kelas menengah atas, namun juga semua kalangan seperti pedagang baso dan pedagang informal lainnya yang berpindah dari transaksi tunai ke transaksi digital dalam melayani pembayaran konsumen.

“Ini bukti nyata dari transformasi digital yang kami dorong melalui Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025,” tukasnya.

Baca juga: BI Catat Transaksi Digital Banking Tumbuh 30,50 Persen di Juli 2024

Sebagai informasi, sejak 2022 hingga pertengahan 2024 ini, BI Fast telah mengalami total pertumbuhan penggunaan hingga 81,3 persen secara tahunan.

Sedangkan QRIS, sejak 2020 hingga pertengahan 2024 telah mengalami pertumbuhan pengguna sebesar 49,4 persen secara tahunan, dimana penggunaan pada merchant mencapai 32,7 juta merchant dan 50,5 juta pengguna konsumen.

Secara volume transaksi, BI Fast telah mencapai 250 juta lebih transaksi. Sementara QRIS sudah mencapai 500 juta transaksi. (*) Steven Widjaja

Galih Pratama

Recent Posts

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

37 mins ago

Strategi Asuransi Tri Prakarta Perkuat Layanan bagi Nasabah

Poin Penting Tri Pakarta merelokasi Kantor Cabang Pondok Indah ke Ruko Botany Hills, Fatmawati City,… Read More

37 mins ago

Livin’ Fest 2025 Siap Digelar di Grand City Convex Surabaya, Catat Tanggalnya!

Jakarta - Bank Mandiri terus memperkuat dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah dengan menghadirkan Livin’ Fest… Read More

2 hours ago

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

16 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

16 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

18 hours ago