Moneter dan Fiskal

BI Diramal Tahan Suku Bunga Acuan 4,75 Persen di Desember 2025

Poin Penting

  • Kepala Ekonom BCA David Sumual memprediksi BI akan menahan suku bunga acuan di level 4,75 persen pada RDG Desember 2025
  • Minat asing ke SRBI menguat: Kenaikan yield SRBI hingga sekitar 5 persen kembali menarik investor asing dan dinilai mendukung stabilisasi nilai tukar, sehingga menahan ruang penurunan suku bunga
  • Meski pertumbuhan kredit masih stagnan, sinyal sektor riil mulai membaik, memberi ruang BI menahan suku bunga sambil menjaga stabilitas yield SBN dan rupiah.

Jakarta – Kepala Ekonom PT Bank Central Asia (BCA), David Sumual memprediksi Bank Indonesia (BI) akan menahan suku bunga acuan atau BI Rate 4,75 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) di Desember 2025.

“Desember ini sebenarnya peluangnya 50:50 (kebijakan suku bunga acuan). Tapi menurut saya sih kemungkinan masih akan ditahan oleh bank sentral,” kata David dalam Bincang Bersama BCA dikutip Selasa, 16 Desember 2025.

David menjelaskan, salah satu faktor yang memengaruhi prediksi dari kebijakan BI dalam menahan suku bunga pada Desember 2025 tersebut, yakni kembali tingginya minat asing untuk berinvestasi di instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), sebab yield yang ditawarkan juga tinggi. Hal ini juga menjadi upaya stabilisasi nilai tukar.

Baca juga: The Fed Pangkas Suku Bunga, BI Rate Ikut Turun?

“SRB ini sempat 4 persen (yield) ya, 4,7 sekian tapi trend naik jadi 5 persen. Jadi ini yang membuat banyak investor mulai tertarik lagi masuk ke SRBI. Karena suku bunga SRBI-nya naik. Jadi mengapa itu juga salah satu kenapa saya bilang BI ratenya masih stay. Karena kalau dia turunkan ini akan berubah,” pungkasnya.

Selain itu, BI juga masih melihat perkembangan pasar finansial global serta efektivitas dari insentif dan pemotongan suku bunga yang sudah diberikan sebelumnya.

Adapun data pertumbuhan kredit terakhir masih stagnan di 7,36 persen secara tahunan (year on year/yoy) di Oktober 2025.

Namun, indikator sektor riil lainnya seperti purchasing managers indeks (PMI), penjualan eceran, mulai menunjukkan sinyal positif di kuartal empat. 

Baca juga: Gubernur BI Lantik 29 Pemimpin Satuan Kerja, Ini Daftar Lengkapnya

“Artinya BI saat ini bisa memilih untuk menahan suku bunga acuan sambil melihat transmisi dari insentif dan pemotongan bunga yang diberikan sebelumnya,” pungkasnya.

David menilai, langkah tersebut menyediakan ruang bagi BI untuk menjaga stabilitas dari yield SBN dengan tenor 10 tahun dan nilai tukar yang relatif fluktuatif di dua bulan terakhir. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Pemerintah Cabut Puluhan Izin Pemanfaatan Hutan, Total Lebih 1 Juta Hektare

Poin Penting Presiden Prabowo memerintahkan penertiban PBPH bermasalah, termasuk verifikasi, audit, dan pencabutan izin perusahaan… Read More

18 mins ago

Garudafood Dorong Kesejahteraan Petani Kacang Tanah di Gorontalo

Poin Penting Garudafood dan Pemkab Gorontalo menandatangani MoU untuk pengembangan pertanian kacang tanah Rachmat Gobel… Read More

45 mins ago

Pemerintah Relaksasi KUR Debitur Terdampak Bencana Sumatra, Begini Ketentuannya

Poin Penting Pemerintah memperluas relaksasi KUR bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumatra Utara, dan… Read More

1 hour ago

BRI Lakukan Rebranding Menjadi Bank Universal, Ada Pergeseran Fokus Bisnis?

Poin Penting BRI rebranding jadi bank universal disertai transformasi bisnis dan budaya kerja. UMKM tetap… Read More

2 hours ago

OJK Cabut Izin Usaha BPR Bumi Pendawa Raharja Cianjur, Ini Alasan dan Kronologinya

Poin Penting OJK resmi mencabut izin usaha BPR Bumi Pendawa Raharja di Cianjur karena bank… Read More

2 hours ago

BSI Siapkan Uang Tunai Rp15,49 Triliun untuk Kebutuhan Nataru 2025

Poin Penting BSI siapkan uang tunai Rp15,49 triliun untuk memenuhi kebutuhan transaksi nasabah selama periode… Read More

3 hours ago