News Update

BI Diperkirakan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6%

Jakarta – Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan tetap mempertahankan suku bunga acuan atau BI7DRRR di level 6% dalam rapat dewan Gubernur BI besok Kamis, 24 April 2019.

Kepala Ekonom BNI, Ryan Kiryanto mengungkapkan hal tersebut mempertimbangkan beberapa faktor baik eksternal dan internal.

Dari faktor eksternal, kata Ryan diyakini arah gerak fed fund rate (FFR) semakin longgar atau dovish dimana The Fed tidak lagi agresif menaikkan FFR (bahkan FFR akan bertahan di level 2,25-2,50% hingga akhir 2019) mengingat sudah ada indikasi perlambatan pertumbuhan ekonomi AS di bawah 3% (tahun ini berkisar 1,9-2,1%) disertai laju inflasi mendekati 2% (tepatnya 1,9%).

“Pilihan The Fed ada dua, antara menahan FFR di level saat ini yg 2,25%-2,50% hingga akhir tahun 2019 atau menurunkan FFR hanya sekali sebesar 25 bps menjadi 2,0%-2,25% hingga akhir tahun 2019. Banyak ekonom di AS menghendaki FFR turun 25 bps menjadi 2,0%-2,25% hingga akhir tahun 2019 untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi AS menuju 3% lagi. Sejumlah bank sentral di dunia juga sudah menurunkan suku bunga acuannya (BOJ, PBOC, BNM, ECB),” jelas Ryan di Jakarta, Rabu, 24 April 2019.

Sementara dari faktor internal, lanjutnya BI dan pemerintah memiliki stance yang sama, yakni stability over growth (memprioritaskan stabilitas seraya menjaga momentum pertumbuhan) sehingga pilihan paling rasional dan strategis adalah RDG BI tetap menahan BI7DRRR di level 6%. Juga deposit facility dan lending facility di level yang tetap.

Level bunga acuan yang 6% saat ini sesungguhnya ujar dia sudah priced in atau factored in dimana level 6% ini sudah mempertimbangkan peluang FFR bertahan di level sekarang ini hingga akhir 2019 ini.

Lebih jauh tambahnya, langkah BI yang tahun 2018 lalu secara agresif menaikkan BI7DRRR sebesar 175 bps dari 4,25% ke 6% merupakan langkah preemptive dan ahead the curve yang tepat mengiringi kenaikan FFR 100 bps pada saat itu, sehingga jika RDG BI saat ini tidak menaikkan BI7DRRR alias tetap 6% sebagaimana RDG 21-22 Maret 2019 lalu adalah langkah tepat.

“Keputusan ini bisa membantu penguatan daya tahan ekonomi Indonesia terhadap tekanan eksternal (trade war, risiko geopolitik, perlambatan ekonomi global, melemahnya harga komoditas dan Brexit), menjaga stabilitas makro ekonomi, khususnya rupiah, dan mempertahankan daya tarik investor asing untuk memegang aset dalam rupiah karena lebih atraktif. Juga membantu masuknya dana asing atau capital inflows yang dapat menguatkan kurs rupiah, IHSG di BEI serta memperkecil defisit transaksi berjalan (CAD) mendekati 2% dari PDB. Momentum pertumbuhan pun masih bisa dikelola dgn baik,” terangnya.

Ditahannya BI7DRRR pun diyakini akan disambut gembira kalangan perbankan, sektor riil dan investor portofolio karena level 6% ini dinilai akomodatif.

Relaksasi kebijakan makroprudensial seperti LTV, RIM dan PLM bisa dilanjutkan atau diperkuat sehingga bauran kebijakan BI akan sangat tepat menjadi jamu manis untuk memperkuat daya tahan perekonomian nasional.

“Pasca pemilu, kini saatnya roda perekonomian bergerak lebih cepat untuk menjaga momentum pertumbuhan pada kisaran 5,2-5,3% tahun ini,” tutupnya. (*)

Apriyani

Recent Posts

Diversifikasi Sumber Pertumbuhan, BRI Perkuat Segmen Konsumer dan Layanan Bank Emas

Poin Penting BRI memperkuat diversifikasi bisnis melalui segmen konsumer dan layanan bullion/bank emas sebagai sumber… Read More

55 mins ago

FUNDbank Resmi Diluncurkan: Hadir Lebih Dekat, Aman, dan Siap Bertumbuh Bersama Nasabah

Poin Penting FUNDbank resmi diluncurkan sebagai bank digital hasil transformasi FUNDtastic dan berizin OJK serta… Read More

2 hours ago

Cek Harga Emas Hari Ini, Antam Naik Sementara Galeri24 dan UBS Stabil

Poin Penting Harga emas Antam naik Rp11.000 ke level Rp2.502.000 per gram. Emas Galeri24 dan… Read More

2 hours ago

IHSG Kembali Dibuka Menguat 0,28 Persen ke Posisi 8.633

Poin Penting IHSG dibuka menguat 0,28% ke level 8.633,34 dengan nilai transaksi Rp633,57 miliar. Phintraco… Read More

2 hours ago

Rupiah Menguat Tipis di Awal Perdagangan, Ini Faktor Pendorongnya

Poin Penting Rupiah dibuka menguat 0,02% ke level Rp16.746 per dolar AS seiring sentimen risk-on… Read More

2 hours ago

IHSG Berpotensi Melemah, Ini Katalis Penggeraknya

Poin Penting IHSG diprediksi variatif cenderung melemah, dengan support 8.443–8.521 dan resistance 8.696–8.776 menurut CGS.… Read More

3 hours ago