Moneter dan Fiskal

BI Dinilai Perlu Tahan Suku Bunga Acuan, Ini Alasannya

Jakarta – Ekonom Senior dan Associate Faculty LPPI, Ryan Kiryanto mengatakan, Bank Indonesia (BI) perlu mempertahankan suku bunga acuan atau BI-Rate di level 5,75 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) April 2025.

Ryan menjelaskan, dalam kondisi ekonomi dan geopolitik global yang sedang tidak stabil, arah kebijakan moneter sebaiknya condong pada stabilitas, terutama menjaga kestabilan nilai tukar rupiah, meskipun inflasi domestik tergolong rendah.

“Apalagi perkembangan kurs rupiah saat ini yang juga masih rentan (vulnerable) terhadap sentimen eksternal yang tidak kondusif, dengan demikian maka pilihan terbaik untuk saat ini adalah BI tetap mempertahankan BI Rate di level 5,75 persen,” kata Ryan dalam keterangannya, Selasa, 22 April 2025.

Baca juga: BI Rate Tetap di 5,75 Persen, Bank Danamon Bidik 900 Ribu Unit Kredit Kendaraan 2025

Menurutnya, tekanan eksternal masih tinggi, terutama akibat ketegangan perang tarif yang menciptakan ketidakpastian baru pascapandemi Covid-19. Lebih dari itu, penundaan tarif resiprokal oleh Presiden AS Donald Trump selama 90 hari justru memperpanjang ketidakpastian.

“Jadi sikap BI adalah mixed policy (bauran kebijakan) sebagai kebijakan yang tepat, terukur dan preemptive, yaitu hawkish policy (tahan suku bunga acuan atau BI Rate) untuk pro stability dan dovish policy (pelonggaran kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran) yang pro growth,” ungkapnya.

Dampak Langsung bagi Dunia Usaha

Menurut Ryan, kestabilan nilai tukar sangat krusial bagi pelaku usaha dalam menyusun strategi pengembangan bisnis, baik untuk eksportir maupun importir. Dengan bauran kebijakan BI, sektor perbankan dan sektor riil diharapkan tetap dapat berekspansi secara terukur, hati-hati, dan terarah.

“Pelaku usaha tetap harus optimis disertai sikap waspada yang tinggi untuk akomodatif dan antisipatif terhadap dinamika lingkungan ekonomi global dan lokal,” pungkas Ryan.

Baca juga: Bos Pegadaian Beberkan Peluang dan Tantangan Bisnis Emas

Ia menambahkan, jika pun BI menurunkan suku bunga acuan, penurunannya diproyeksikan hanya sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,5 persen. Namun, menurutnya peluang penurunan tersebut lebih kecil dibandingkan opsi mempertahankan suku bunga saat ini.

“Tapi saya cenderung BI Rate tetap bertahan di 5,75 persen,” tandasnya. (*)

Editor: Yulian Saputra

Irawati

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

5 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

5 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

6 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

7 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

8 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

8 hours ago