BI: Jangan Melihat Dollar Rp15.000 Seperti Kiamat
Jakarta – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, meminta Bank Indonesia (BI) sebagai inisiator pelaksanaan Gerbang Pembayaran Nasional atau National Payment Gateway (NPG) untuk bisa meningkatkan standar keamanan dalam implementasi NPG yang akan diterapkan pada Juli ini.
Direktur Perbankan Digital dan Teknologi PT Bank Mandiri Rico U. Frans, di Jakarta, Senin, 22 Mei 2017 mengatakan, perlunya peningkatan standar keamanan dalam NPG ini sejalan dengan integrasi sistem pembayaran juga dapat mengundang aksi kejahatan siber (cyber crime).
Dia menilai, penerapan NPG ini akan mendorong perbankan untuk menghemat biaya operasionalnya (BOPO). Di mana biaya pengadaan alat pembayaran, seperti ATM, mesin Electronic Data Capture/EDC dan kartu, akan dibagi menjadi beban beberapa bank yang ikut dalam NPG.
“Misalnya saja pengadaan satu unit mesin ATM sebesar Rp20 juta, dapat dibagi untuk dibayar beberapa bank, tidak hanya perlu dibayar satu bank saja. Untuk perawatan misalnya satu mesin itu nanti bisa lebih hemat biayanya,” ujarnya.
Bank Sentral sendiri memastikan bahwa aturan NPG ini bakal keluar sesuai rencana yakni pada akhir Juni 2017 dan akan diterapkan awal Juli 2017. Pihaknya mengaku sudah merampungkan aturan NPG dan tengah dipelajari oleh pelaku industri. Sebanyak 10 bank juga menyatakan siap untuk implementasi NPG ini.
Adapun 10 bank yang sudah menyatakan kesiapannya untuk pengimplementasian NPG ini merupakan bank-bank besar yakni yang masuk kelompok BUKU III dan BUKU IV atau yang memiliki uang elektronik (e-money). Namun, BI juga meminta bank-bank kecil untuk juga segera mempersiapkan diri.
Aturan NPG yang akan dikeluarkan akhir Juni 2017 ini akan difokuskan untuk ATM dan Kartu Debit terlebih dahulu. Baru setelah itu pada Oktober 2017 akan difokuskan pada uang elektronik. NPG diyakini akan memudahkan masyarakat dalam melakukan transaksi keuangan. Biaya yang dikeluarkan penerbit kartu juga lebih efisien lantaran sistem dan hardwarenya akan disatukan. (*)
Poin Penting IHSG ditutup naik 1,25 persen ke level 8.644 pada perdagangan 29 Desember 2025.… Read More
Poin Penting INDEF menilai pertumbuhan ekonomi 6 persen hanya bisa dicapai jika kredit perbankan naik… Read More
Poin Penting INDEF menilai pertumbuhan ekonomi pascapandemi belum diikuti perbaikan upah riil. Meski pengangguran turun,… Read More
Poin Penting INDEF mendorong investasi, ekspor, dan belanja pemerintah sebagai motor baru pertumbuhan ekonomi. Target… Read More
Poin Penting IHSG sesi I menguat 0,87 persen ke level 8.612,47 dengan nilai transaksi mencapai… Read More
Poin Penting Rupiah dibuka melemah 0,16 persen ke level Rp16.772 per dolar AS pada awal… Read More