Jakarta – Bank Indonesia (BI) diharapkan untuk tidak terburu-buru dalam melakukan penurunan suku bunga acuan miliknya pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang akan digelar pada 19-20 Juni 2019 mendatang.
“Semua pasti ada waktunya karena ini dari dollar dan trade war saja kalau dibilang tenang ya belum juga, masih banyak hal yang bergejolak,” ujar Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja di Jakarta, Senin 15 Juli 2019.
Parwati menilai, bank sentral cukup mampu untuk mengantisipasi gejolak ekonomi global yang saat ini masih berlangsung. Menurutnya, Bank Indonesia juga terus memperhatikan pertumbuhan industri khususnya perbankan.
“BI nampaknya perlu hati hati, karena kita ingin tumbuh sustainable dan gak buru buru,” kata Parwati.
Sebagai informasi, untuk suku bunga acuan BI sendiri, sejak Desember 2018 hingga Juni 2019 BI konsisten untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 6,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%. (*)
Editor: Rezkiana Np
Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More
Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More
Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More
Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More