Jakarta–Bank Indonesia (BI) mendesak perbankan nasional untuk segera merespon kebijakan yang telah menurunkan suku bunga acuannya (BI Rate) sebanyak 3 kali sejak awal Januari hingga Maret 2016.
Sejak awal 2016, BI sudah melonggarkan kebijakannya dengan menurunkan BI Rate pada 14 Januari 2016 menjadi 7,25%. Lalu pada 18 Februari 2016 BI Rate diturunkan kembali menjadi 7% atau turun 25 bps dan pada 17 Maret 2016 BI kembali menurunkan menjadi 6,75%.
“Suku bunga sudah turun 3 kali, ini perbankan harus segera merespon suku bunga, baik deposito maupun kredit,” ujar Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Juda Agung, di Gedung BI, Jakarta, 17 Maret 2016.
Dia berharap, dengan penurunan suku bunga acuan menjadi 6,75% ini, perbankan dapat meningkatkan penyaluran kreditnya. Terlebih, BI juga sebelumnya sudah menurunkan GWM Primer menjadi 6,5% yang diharapkan dapat menambah likuiditas perbankan.
“Yang paling penting ketersediaan kredit, itu yang kami harapkan, karena likuiditasnya sudah tercukupi. GWM sama BI Rate kan sudah turun, ini harus segera direspon bank,” tukasnya. (*)
Editor: Paulus Yoga
Jakarta - Bank Mandiri terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung program 3 juta rumah yang diinisiasi… Read More
Jakarta – Akhir tahun menjadi momen yang cocok untuk menghabiskan liburan bareng keluarga. Jika Anda… Read More
Jakarta – Pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp20 triliun untuk kredit investasi padat karya pada tahun 2025. Anggaran… Read More
Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat per 20 Desember 2024, terdapat 22 perusahaan… Read More
Jakarta - Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Said Abdullah meminta pemerintah melakukan mitigasi risiko… Read More
Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk. mencatat sebanyak 1.170.098 kendaraan meninggalkan wilayah Jabotabek pada… Read More