Pasar Modal

BI dan The Fed Kompak Pangkas Suku Bunga, Begini Efeknya ke Performa Pasar Modal RI

Jakarta – Bank Indonesia (BI) dan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) telah memutuskan untuk memangkas suku bunga acuannya pada pertemuan bulan September 2024.

Kini, suku bunga acuan BI mengalami penurunan sebanyak 25 basis poin (bps) menjadi 6,00 persen, sementara suku bunga acuan The Fed turun 50 bps menjadi 4,75-5,00 persen.

Analis Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menyatakan bahwa, kebijakan tersebut membawa sentimen positif ke pasar modal Indonesia antara lain mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan likuiditas pasar saham terus meningkat.

Baca juga: IHSG Cetak Rekor Baru, Harga Saham TUGU Terkerek Naik ke Level Rp1.235

“Penurunan suku bunga BI dan The Fed untuk meningkatkan likuiditas di market. Misalnya untuk meningkatkan kinerja pertumbuhan kredit, tapi sebetulnya yang paling inti kalau untuk market kita ini bisa menggerakkan indeks, dan ini tujuannya adalah untuk meningkatkan likuiditas di pasar modal Tanah Air,” ucap Nafan kepada Infobanknews di Jakarta, 19 September 2024.

Hal itu tercermin dari IHSG yang kembali mencetak All Time High (ATH) baru pada perdagangan hari ini (19/9) ke level 7.905,39 atau menguat 0,97 persen dari level 7.829,13.

Nafan menjelaskan bahwa, penurunan suku bunga BI maupun The Fed itu berada di luar ekspektasi pasar. Sebelumnya, BI diperkirakan baru akan melakukan pemangkasan suku bunga pada kuartal IV 2024, sementara The Fed kemungkinan hanya memangkas suku bunga 25 bps.

Baca juga: Harga Saham TUGU Kembali Naik ke Posisi Rp1.225

“BI melihat bahwasannya pertumbuhan ekonomi domestik juga mendukung, juga penurunan tingkat inflasi indonesia, kemudian juga berkaitan dengan penguatan nilai tukar rupiah. Apalagi The Fed menurunkan suku bunga acuan di luar ekspektasi market di 50 bps, ya karena memang sehubungan dengan inflasi AS yang mengalami pulling down dan juga di sisi lain ini juga AS The Fed juga melihat angka pengangguran mulai meningkat,” imbuhnya.

Lalu, sektor apa saja yang bakal cuan efek dari penurunan suku bunga BI dan The Fed? Menurut Nafan, hampir seluruh sektor diyakini akan ‘tersengat’ dampak positif dari penurunan suku bunga dua bank sentral.

“Saat ini, para investor berfokus hampir seluruh sektor yang diperkirakan akan terdampak positif dari penurunan suku bunga. Sektor tersebut di antaranya infrastruktur, keuangan, industrial, transportasi, properti, teknologi, non-siklikal, hingga sektor siklikal,” tutupnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Milenial Merapat! Begini Cara Mudah Memiliki Rumah Tanpa Beban Pajak

Jakarta - Pemerintah telah menyediakan berbagai program untuk mendorong industri perumahan, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah… Read More

44 mins ago

Indonesia Dorong Komitmen Pendanaan Iklim yang Lebih Adil di COP29

Jakarta – Indonesia dan negara berkembang lainnya menuntut komitmen lebih jelas terhadap negara maju terkait… Read More

2 hours ago

Kapal Milik PHE OSES Selamatkan 4 Nelayan yang Terombang-Ambing di Laut Lampung Timur

Jakarta – Kapal Anchor Handling Tug and Supply (AHTS) Harrier milik Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatera (PHE… Read More

2 hours ago

Bos Bangkok Bank Ungkap Alasan di Balik Akuisisi Permata Bank

Bangkok – Indonesia dianggap sebagai pasar yang menarik bagi banyak investor, khususnya di kawasan Asia… Read More

3 hours ago

Dukung Program 3 Juta Rumah, BI Siapkan Dua Kebijakan Ini

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mendukung program pembangunan 3 juta rumah Presiden Prabowo Subianto yang… Read More

4 hours ago

Koperasi Konsumen Bank Nagari jadi Role Model Holdingisasi Koperasi

Padang - Wakil Menteri Koperasi (Wamenkop) Ferry Juliantono mengapresiasi kinerja Koperasi Konsumen Keluarga Besar (KSUKB)… Read More

4 hours ago