Headline

BI: Dampak Tax Amnesty ke Ekonomi Baru Terasa di Kuartal III

Jakarta–Bank Indonesia (BI) memperkirakan, kebijakan pengampunan pajak (tax amnesty) bisa mendorong pertumbuhan ekonomi nasional menjadi 5,3% atau lebih tinggi dari target pemerintah dalam APBNP 2016 sebesar 5,2%.

Menurut Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara, dampak kebijakan tax amnesty terhadap pertumbuhan ekonomian baru akan terlihat di kuartal III-2016, lantaran kebijakan tersebut baru mulai berjalan memasuki kuartal III tahun ini.

“Nah kuartal III ini, optimisme dari tax amnesty mudah-mudahan bisa mendorong aktivitas ekonomi. Karena memang kalau kita melihat perlambatan ekonomi itu masih terjadi di kuartal I dan kuartal II,” ujar Mirza di Jakarta, Jumat, 15 Juli 2016.

Dia menilai, ada kemungkinan para pelaku wajib pajak (WP) atau para pengusaha yang menaruh asetnya di luar negeri memang menunggu kebijakan ini karena pada kuartal I dan II para pengusaha kebanyakan menunda untuk melakukan ekspansi.

“Sebagian itu kemungkinan memang karena orang menunggu tax amnesty, sehingga mereka menunggu apakah melakukan ekspansi apakah akan menggunakan dana sendiri, atau menggunakan kredit bank,” tukas Mirza.

Lebih lanjut dia berharap, dengan berlakunya kebijakan tax amnety ini maka akan ada kepastian bagi para pengusaha dalam ke depannya untuk melakukan ekspansi di kuartal III tahun ini. Sehingga, hal ini akan berdampak ke perekonomian.

“Mudah-mudahan dengan tax amnesty sudah disetujui, maka bisa ada kepastian bagi para pengusaha untuk melakukan ekspansi karena biasanya ekspansi di kuartal II tertunda gara-gara tax amnesty, kemudian itu dilakukan di kuartal III,” ucapnya.

Sebelumnya Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo memperkirakan ekonomi Indonesia tahun ini bisa melaju di kisaran 5-5,4%. Perekonomian nasional akan tumbuh dibatas atas jika program tax amnesty ini bisa berjalan dengan bak.

“Secara baseline dana dari tax amnesty itu masuk dan mungkin 50% dari dana itu digunakan untuk menambah belanja pemerintah maka itu bisa membuat peningkatan pertumbuhan ekonomi,” paparnya.

Sementara di 2017, Agus memperkirakan, ekonomi nasional bisa tumbuh 5,7%. Jika tidak memperhitungkan tax amnesty, maka tahun depan perekonomian Indonesia hanya di kisaran 5,2-5,6%. (*)

 

 

Editor: Paulus Yoga

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Daftar 5 Saham Pendorong IHSG Selama Sepekan

Poin Penting IHSG menguat 1,46 persen ke 8.632,76, mendorong kapitalisasi pasar BEI naik 1,39 persen… Read More

28 mins ago

OJK Tuntaskan Penyidikan Dugaan Tindak Pidana Kredit Fiktif di Bank Kaltimtara

Poin Penting OJK dan Polda Kalimantan Utara menuntaskan penyidikan dugaan tindak pidana perbankan di Bank… Read More

1 hour ago

Rapor Bursa Sepekan: IHSG Naik 1,46 Persen, Kapitalisasi Pasar Tembus Rp15.844 Triliun

Poin Penting IHSG naik 1,46 persen ke level 8.632,76, diikuti kenaikan kapitalisasi pasar 1,39 persen… Read More

2 hours ago

NII Melonjak 44,49 Persen, Analis Kompak Proyeksikan Kinerja BTN Bakal Moncer

Poin Penting NII BTN melonjak 44,49 persen yoy menjadi Rp12,61 triliun pada kuartal III 2025,… Read More

14 hours ago

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

15 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

16 hours ago