Ilustrasi: Uang beredar/istimewa
Poin Penting
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) terus meningkat. Pada November 2025, M2 tumbuh sebesar 8,3 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan Oktober 2025 sebesar 7,7 persen yoy menjadi Rp9.891,6 triliun.
Dalam Analisis Perkembangan Uang Beredar yang diterbitkan BI, berdasarkan komponennya, pertumbuhan M2 didorong oleh peningkatan uang beredar sempit (M1) sebesar 11,4 persen yoy dan uang kuasi sebesar 5,9 persen yoy.
Lebih rinci lagi, M1 dengan pangsa 58,1 persen dari M2, pada November 2025 tercatat Rp5.748,0 triliun atau tumbuh sebesar 11,4 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 11,0 persen yoy.
Baca juga: Uang Beredar Tumbuh 7,7 Persen Jadi Rp9.783,1 Triliun di Oktober 2025
Pertumbuhan M1 didorong oleh peningkatan tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu dan uang kartal di luar bank umum serta BPR, yang masing-masing tumbuh 7,5 persen yoy dan 14,6 persen yoy. Angka ini meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang masing-masing tumbuh 6,2 persen yoy dan 14,3 persen yoy.
Sementara itu, giro rupiah pada November 2025 tercatat sebesar Rp2.089,3 triliun atau tumbuh 14,8 persen yoy, meski sedikit melambat dibandingkan Oktober 2025 yang tumbuh 15,6 persen yoy.
Selanjutnya, uang kuasi pada November 2025 dengan pangsa 41,4 persen dari M2 tercatat sebesar Rp4.099,2 triliun atau tumbuh 5,9 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 5,5 persen yoy.
Pertumbuhan uang kuasi terutama ditopang oleh peningkatan tabungan lainnya dan giro valas yang masing-masing tumbuh 16,6 persen yoy dan 6,4 persen yoy.
Perkembangan M2 juga dipengaruhi oleh peningkatan tagihan bersih sistem moneter kepada pemerintah pusat (Pempus) yang tumbuh 8,7 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan Oktober 2025 sebesar 5,4 persen yoy.
Baca juga: Ekonomi RI Terpengaruh? BI Ungkap Dampak Penempatan Dana Pemerintah pada Uang Beredar
Adapun penyaluran kredit pada November 2025 tercatat sebesar Rp8.196,4 triliun atau tumbuh sebesar 7,9 persen yoy, meningkat dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 7,0 persen yoy.
Sementara itu, aktiva luar negeri bersih tumbuh sebesar 9,7 persen yoy, setelah pada Oktober 2025 tumbuh sebesar 10,4 yoy. (*)
Editor: Yulian Saputra
Poin Penting BTN memproyeksikan pertumbuhan kredit 2026 di kisaran 8-10 persen. Secara internal, BTN menyiapkan… Read More
Poin Penting Hanwha Life meraih Top Digital Awards 2025 Level Stars 5 dan Golden Trophy… Read More
Poin Penting VENTENY raih pendanaan USD 5 juta dari Symbiotics. Dana untuk ekspansi layanan B2B… Read More
Poin Penting DPR menilai kebijakan WFA efektif memecah puncak arus mudik Nataru sehingga lalu lintas… Read More
Poin Penting BTN menyiapkan uang tunai Rp19,67 triliun untuk memenuhi kebutuhan nasabah selama libur Natal… Read More
Poin Penting Komisi XI DPR mendorong kebijakan khusus bagi debitur KUR terdampak banjir dan longsor… Read More