Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Februari 2023 tetap tumbuh positif. Posisi M2 pada Februari 2023 tercatat sebesar Rp8.300,0 triliun atau tumbuh 7,9% yoy.
Berdasarkan data Uang Beredar BI pada 24 Maret 2023 menyebutkan, perkembangan tersebut terutama didorong oleh pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) sebesar 6,6% yoy, setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 8,5% yoy.
Sedangkan, uang kartal yang beredar di masyarakat pada Februari 2023 tercatat sebesar Rp813,9 triliun, atau tumbuh 2,3% yoy, setelah tumbuh sebesar 8,5% yoy pada Januari 2023.
Dana float uang elektronik pada Februari 2023 tercatat sebesar Rp10,6 triliun dengan pangsa sebesar 0,2% terhadap M1, atau terkontraksi 21,1% yoy, setelah terkontraksi sebesar 0,8% yoy pada Januari 2023.
Sementara itu, tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu dengan pangsa 47,2% terhadap M1, tercatat sebesar Rp2.151,7 triliun pada posisi laporan, atau tumbuh sebesar 3,5% yoy, setelah bulan sebelumnya tumbuh 4,1% yoy.
Di sisi lain, uang kuasi dengan pangsa 44,8% dari M2, tercatat sebesar Rp3.719,0 triliun pada Februari 2023, atau tumbuh 9,6% yoy, setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 7,7% yoy. Perkembangan uang kuasi terutama disebabkan olen pertumbuhan simpanan berjangka sebesar 4,9% yoy pada Februari 2023, setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 2,7% yoy.
Selain itu, giro valas tumbuh sebesar 35,8% yoy pada bulan laporan, setelah tumbuh sebesar 34,4% yoy pada bulan sebelumnya. Namun demikian, tabungan lainnya tercatat tumbuh 7,7% yoy, setelah tumbuh 9,4% yoy pada Januari 2023.
Komponen surat berharga selain saham dengan pangsa 0,3% terhadap M2 tumbuh 8,6% yoy, setelah tumbuh 19,7% yoy pada bulan sebelumnya.
Berdasarkan faktor yang memengaruhinya, perkembangan M2 pada Februari 2023 terutama dipengaruhi oleh perkembangan aktiva dalam negeri bersih. Secara besaran, aktiva dalam negeri bersih pada Februari 2023 tercatat tumbuh sebesar 8,2% yoy sejalan dengan perkembangan tagihan kepada sektor lainnya 9,4%, yoy dan modal 5,0% yoy.
Sementara itu, tagihan bersih sistem moneter kepada Pemerintah Pusat terkontraksi sebesar 19,6% yoy, setelah terkontraksi sebesar 20,5% yoy pada Januari 2023. Hal tersebut didorong oleh perkembangan tagihan sistem moneter kepada Pempus sebesar 8,1 % yoy pada Februari 2023, setelah bulan sebelumnya tumbuh 6,5% yoy.
Aktiva luar negeri bersih pada Februari 2023 juga tumbuh sebesar 7,0% yoy, setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 6,6% yoy. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra
Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More
Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More
Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More
Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More