News Update

BI Catat Pertumbuhan Kredit Mei 11%, Ini Faktor Pendorongnya

Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatatkan penyaluran kredit perbankan hingga Mei 2019 mencapai Rp5.451,8 triliun atau tumbuh 11% (yoy). Angka tersebut tercatat sedikit Iebih rendah bila dibandingkan bulan sebelumnya yang mampu tumbuh sebesar 11,1% (yoy).

Dikutip berdasarkan data Uang Beredar Bank Indonesia periode Mei 2019 pada Jumat 28 Juni 2019, tercatat perlambatan penyaluran kredit tersebut terjadi pada golongan debitur korporasi dengan pangsa 50,3% dari total penyaluran kredit.

Kredit kepada korporasi tumbuh sebesar 13,6% (yoy), melambat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 14,1% (yoy). Sementara itu, kredit kepada debitur perorangan tumbuh 9,2% (yoy) pada Mei 2019, Iebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 9,0% (yoy).

Sedangkan berdasarkan jenis penggunaannya, perlambatan penumbuhan kredit terjadi utamanya pada kredit model kerja dan kredit konsumsi. Kredit model kerja (KMK) tercatat tumbuh melambat dari 11,1% (yoy) menjadi 10,8% (yoy) pada Mei 2019. Perlambatan pertumbuhan KMK utamanya terjadi pada sektor konstruksi dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran (PHR).

KMK sektor konstruksi melambat dari 20,9% (yoy) menjadi 20,5% (yoy) pada Mei 2019 terutama kredit yang disalurkan untuk subsektor bangunan jalan raya di wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat. Sementara itu, pertumbuhan KMK kepada sektor PHR mengalami perlambatan dari 7,7% (yoy) menjadi 6,9% (yoy) khususnya pada subsektor perdagangan beras di wilayah DKI Jakarta dan Jawa Tengah.

Sedangkan untuk Kredit Konsumsi (KK) pada Mei 2019 tumbuh melambat sebesar 8,3% (yoy), Iebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 9,0% (yoy)yang disebabkan oleh perlambatan kredit pemilikan rumah (KPR), kredit kendaraan bermotor (KKB), serta kredit multiguna. Pertumbuhan kredit KPR sebesar 13,4% (yoy) pada bulan Mei 2019, Iebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 13,8% (yoy).

Hal tersebut terutama karena perlambatan kredit KPR tipe di atas 70 di wilayah Jawa Timur dan Jawa Barat Kredit KKB tercatat tumbuh melambat dari 8,3% (yoy) pada April 2019 memadi 7,3% (yoy) pada bulan laporan yang disebabkan oleh kendaraan roda empat di wilayah DKI Jakarta dan Sulawesi Utara.

Di sisi lain, penumbuhan Krednt lnvestasi (KI) mengalami akselerasi pertumbuhan dari 13,3% (yoy) menjadi 14,6% (yoy) pada bulan Mei 2019 terutama pada sektor PHR dan Listrik, Gas, dan Air Bersih (LGA). Akselerasi pertumbuhan KI pada sektor PHR tercatat dari 8,6% (yoy) pada April 2019 menjadi 8,8% (yoy) pada Mei 2019 terutama didorong oleh investasi pada subsektor hotel berbintang di wilayah Bali dan DKI Jakarta.

Sementara sektor LGA tercatat tumbuh 36,8% (yoy) pada Mei 2019 dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 22,2% (yoy) terutama didorong oleh subsektor ketenagalistrikan di wilayah Jawa Barat. Pertumbuhan kredit properti pada Mei 2019 tercatat sebesar Rp986‚1 triliun, sedikit meningkat dari 17,2% (yoy), menjadi 17,3% (yoy), didorong oleh akselerasi kredit real estate dan kredit konstruksi, sementara itu kredit KPR dan KPA tercatat mengalami perlambatan pertumbuhan.

Sementara Kredit real estate mengalami peningkatan dari 8,5% (yoy) pada April 2019 menjadi 8,7% (yoy) pada bulan laporan khususnya pada subsektor real estate gedung perbelanjaan (mal dan plaza) di wilayah DKI Jakarta dan Banten. Kredit konstruksi tumbuh meningkat sebesar 28,3% (yoy) dari 27,9% (yoy) dibulan sebelumnya.

Untuk penyaluran kredit kepada sektor UMKM pada bulan Mei 2019 tercatat sebesar Rp1.005‚3 triliun, tumbuh melambat dari 10,9% (yoy) pada April 2019 menjadi 10,8% (yoy) pada bulan berjalan.

Perlambatan terjadi pada skala usaha menengah dari sebesar 8,6% (yoy) pada April 2019 menjadi 7,8% (yoy) pada Mei 2019. Sementara itu, kredit UMKM skala usaha mikro dan kecil mengalami peningkatan pertumbuhan masing-masing sebesar 14,9% (yoy) dan 11,9% (yoy) pada Mei 2019 dari masing-masing sebesar 14,3% (yoy) dan 11,5% (yoy).

Sementara itu, berdasarkan jenis penggunaannya, perlambatan pertumbuhan kredit UMKM bersumber pada seluruh jenis penggunaannya baik kredit model kerja maupun investasi. (*)

 

Editor: Rezkiana Np

Suheriadi

Recent Posts

Usai Caplok Permata Bank, Bangkok Bank Bakal Akuisisi Bank RI Lagi?

Jakarta – Bangkok Bank sukses mengakuisisi 89,12 persen saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) dari Standard Chartered Bank dan… Read More

4 hours ago

PLN Butuh Dana Rp11.160 Triliun untuk Capai NZE 2060

Jakarta – PT PLN (Persero) dalam mencapai Net Zero Emission (NZE) 2060 membutuhkan investasi mencapai USD700 miliar… Read More

4 hours ago

Menilik Peluang Permata Bank Naik Kelas ke KBMI IV

Jakarta - PT Bank Permata Tbk (BNLI) atau Permata Bank memiliki peluang ‘naik kelas’ ke Kelompok Bank… Read More

4 hours ago

Danantara Dinilai jadi Jawaban Pendongkrak Ekonomi RI Capai 8 Persen

Jakarta – Presiden Prabowo Subianto optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai level 8 persen dalam kurun waktu… Read More

5 hours ago

ICC Resmi Keluarkan Surat Penangkapan Benjamin Netanyahu dan Yoav Gallant

Jakarta - Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC) resmi mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin… Read More

11 hours ago

Tingkatkan Rasa Aman di Kampus, Maximus Insurance Serahkan Polis Asuransi untuk Mahasiswa Unhas

Makassar – PT Asuransi Maximus Graha Persada Tbk (Maximus Insurance) menyerahkan polis asuransi jaminan diri… Read More

12 hours ago