Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatatkan kredit perbankan tetap tumbuh double digit meskipun melambat pada April 2019. Penyaluran kredit tercatat sebesar Rp5.339,2 triliun atau tumbuh 11,0% (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 11,5% (yoy).
Perlambatan penyaluran kredit tersebut terjadi pada golongan debitur korporasi dan perorangan yang masing-masing memiliki pangsa 49,9% dan 46,1% dari total penyaluran kredit. Kredit kepada korporaai tumbuh sebesar 14,1% (yoy), melambat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 15,0% (yoy).
Sementara itu, debitur perseorangan tumbuh sebesar 8,9% (yoy) pada April 2019, Iebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 9,1% (yoy).
Seperti dikutip dalam laporan Uang Beredar BI, Jumat 31 Mei 2019 menyebutkan, berdasarkan jenis penggunaannya, perlambatan penumbuhan kredit terjadi utamanya pada kredit modal kerja. Kredit modal kerja (KMK) tercatat tumbuh melambat dan 12,3% (yoy) menjadi 11,1% (yoy) pada Aprik 2019.
Perlambatan pertumbuhan KMK utamanya terjadi pada sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran (PHR). KMK sektor industri pengolahan melambat dari 15,1% (yoy) menjadi 13,4% (yoy) pada April 2019 terutama kredit yang disalurkan untuk subsektor industri makanan di Wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat.
Sementara itu, penumbuhan KMK kepada sektor PHR mengalami perlambatan dari 9,1% (yoy) menjadi 7,6% (yoy) khususnya pada subsektor perdagangan eceran komoditas makanan dan hasil pertanian di wilayah DKK Jakarta dan Jawa Barat.
Di sisi lain pertumbuhan Kredit Investasi (KI) mengalami akselerasi pertumbuhan dari 13,2% (yoy) menjadi 13,3% (yoy) pada bulan April 2019 terutama pada sektor konstruksi.
Akselerasi pertumbuhan KI pada sektor konstruksi tercatat dan 43,1% (yoy) pada Maret 2019 menjadi 44,9% (yoy) pada April 2019 terutama didorong oleh subsektor bangunan jalan tol di wilayah Banten dan Jawa Barat.
Sedangkan untuk Kredit Konsumsi (KK) pada April 2019 tumbuh stabil 9,0% (yoy), utamanya karena perlambatan kredit kendaraan bermotor (KKB) dan kredit multiguna yang dumbangu oleh akselerasi kredit kepemilikan rumah (KPR).
Kredit properti pada April 2019 tercatat sebesar Rp961‚9 triliun, tumbuh sedikit meningkat dari 17,1% (yoy), menjadi 17,2% (yoy), didorong oleh akselerasn krednt KPR dan KPA dan kredit konstruksi, sementara itu kredit real estate tercatat mengalami perlambatan penumbuhan.
Pertumbuhan kredit KPR dan KPA sebesar 13,8% (yoy) pada bulan April 2019, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 13,2% (yoy). Hal tersebut berasal dan penmgkyatan kredit KPR tipe 22 sampai 70 di wilayah Provinsi Aceh dan Sumatera Utara Kredit konstruksi tumbuh mengikat sebesar 27,9% (yoy) dan 27,4% (yoy) dibulan sebelumnya.
Di sisi lain, kredit real estate mengalami perlambatan dari 10,1% (yoy) pada Maret 2019 menjadi 8,5% (yoy) pada bulan laporan khususnya pada sub sektor real estate gedung perbelanjaan (mal dan plaza) di wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat.
Penyaluran kredit kepada sektor UMKM pada bulan April 2019 tercatat sebesar Rp990‚7 triliun, tumbuh melambat dan 11,4% (yoy) pada Maret 2019 menjadi 10,9% (yoy) pada bulan berjalan.
Perlambatan terjadi pada seluruh skala usaha kredit UMKM bank usaha mikro, usaha kecil maupun usaha menengah dan masing-masing sebesar 15,0% (yoy), 11,7% (yoy), dan 9,2% (yoy) pada Maret 2019 menjadi masing-masing sebesar 14,3% (yoy), 11,5% (yoy) dan8‚6% (yoy) pada bulan berjalan. Sementara itu, berdasarkan jenis penggunaannya, perlambatan penumbuhan kredit UMKM bersumber pada kredit modal kerja. (REZ)
Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen Indonesia untuk mendukung upaya PBB dalam mewujudkan perdamaian dan keadilan internasional. Termasuk… Read More
Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat outstanding paylater atau Buy Now Pay Later (BNPL) di perbankan… Read More
Jakarta - Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menargetkan jumlah agen asuransi umum mencapai 500 ribu… Read More
Jakarta – Di tengah fenomena makan tabungan alias mantab akhir-akhir ini, pertumbuhan antara ‘orang-orang tajir’… Read More
Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut tren pertumbuhan UMKM cenderung melambat, sejalan dengan risiko kredit UMKM… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyoroti pentingnya peningkatan inklusi dan literasi keuangan di Indonesia… Read More