Moneter dan Fiskal

BI: Cadangan Devisa Maret Bakal Turun Lagi

JakartaBank Indonesia (BI) memperkirakan cadangan devisa (cadev) Indonesia pada Maret 2018 bakal kembali mengalami penurunan. Hal ini disebabkan lantaran bank sentral masih perlu melakukan intervensi terhadap stabilisasi nilai tukar rupiah.

Demikian pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo, usai mengikuti uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) di Komisi XI DPR-RI, Jakarta, Selasa, 27 Maret 2018.

“Kami collect cadev tentunya saat diperlukan kita gunakan. Sekarang kita gunakan untuk stabilisasi. Tapi gak dari itu saja, Hedging juga kita gunakan, local currency settlement kita gunakan, kita gunakan baht atau ringgit. Kita gunakan itu semua tapi jangka pendek kita gunakan cadev,” ujarnya.

Meski mengalami penurunan, dirinya mengungkapkan, bahwa cadangan devisa Indonesia masih terbilang aman yakni berada diatas kebutuhan 3 bulan impor dan mampu membiayai 8,3 atau 8,6 bulan impor.

“Cadev memang akan turun, kami confidence, masih di atas kebutuhan minimal 3 bulan impor. Cadev kita masih bisa biayai 8,6 atau 8,3 bulan impor jd room itu ada. Jadi kalau turun jangan dilibat kondisinya memburuk, itu kan emang diperlukan untuk kita intervensi,” ucapnya.

Baca juga: Intervensi Rupiah, BI Siap Gelontorkan Lagi Cadangan Devisa

Bahkan, dirinya masih meyakini bahwa penurunan cadangan masih aman dan memiliki ruang yang besar kendati bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga acuannya hingga empat kali di tahun ini.

“Masih, masih confindence dong. Kan 8,3-8,6 bulan. Kebutuhannya cuma 3 bulan. Roomnya masih besar. Nanti kalau pemerintah terbitkan global bond, valasnya masuk lagi. Kalo misalnya devisa migasnya naik karena harga masih tinggi kayak sekarang,itu juga devisa bisa naik,” tukasnya.

Sekadar informasi, posisi cadangan devisa Indonesia akhir Februari 2018 tercatat sebesar 128,06 miliar dolar AS, lebih rendah dibandingkan dengan posisi akhir Januari 2018 yang sebesar 131,98 miliar dolar AS.

Penurunan cadangan devisa pada Februari 2018 tersebut terutama dipengaruhi oleh penggunaan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan stabilisasi nilai tukar rupiah. Penurunan cadangan devisa juga dipengaruhi menurunnya penempatan valas perbankan di Bank Indonesia sejalan dengan kebutuhan pembayaran kewajiban valas penduduk. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

10 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

11 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

14 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

15 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

15 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

17 hours ago