BI Butuh Penyegaran Sosok Pemimpin Baru yang Progresif

BI Butuh Penyegaran Sosok Pemimpin Baru yang Progresif

Jakarta – Nama Perry Warjiyo dikabarkan menjadi calon tunggal sebagai Gubernur Bank Indonesia periode 2023 – 2028. Artinya Perry menjadi petahana untuk kembali menduduki jabatan sebagai bos Bank Sentral Indonesia.

Menyikapi keputusan Presiden Joko Wododo tersebut, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai, bahwa BI butuh adanya penyegaran untuk sosok pemimpin yang memiliki visi moneter progresif.

“BI butuh penyegaran, jadi sebaiknya dilanjutkan oleh sosok yang fresh dan memiliki visi moneter progresif,” ujar Bhima kepada Infobanknews, Rabu, 22 Februari 2023.

Lanjutnya, sejauh ini Perry masih mengekor dari kebijakan kenaikan suku bunga The Fed. Hal ini bertujuan untuk meredam inflasi ditengah gejolak perekonomian.

Selain itu, kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) ditanam di dalam negeri dinilai lambat untuk di implementasikan. Seperti diketahui, BI baru akan mengimplementasikan instrumen operasi moneter valas DHE berupa term deposit valas untuk penempatan di perbankan domestik mulai 1 Maret 2023.

“Sejauh ini Perry masih mengekor kenaikan suku bunga Fed rate dan terbukti lambat untuk lakukan implementasi devisa wajib ditanam di dalam negeri,” jelasnya.

Kemudian dari model kebijakan moneter yang diambil, menurut Bhima, Perry masih terlalu tunduk pada eksekutif seperti kasus burden sharing, yang akan berdampak panjang bagi perekonomian.

“BI perlu sosok yang tegas bahwa independensi BI tidak bisa diatur atur oleh intervensi eksekutif dan berani stop cetak uang melalui pembelian SBN di pasar primer karena berdampak buruk ke inflasi dan menjadi beban BI jangka Panjang,” ungkapnya.

Bhima mengungkapkan, masih banyak internal BI yang punya visi dan keberanian terutama dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi pasca pandemi. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Related Posts

News Update

Top News