Moneter dan Fiskal

BI Beri Sinyal Tidak Lagi Naikan Suku Bunga Acuan

Jakarta – Bank Indonesia (BI) kembali menaikan suku bunga acuannya pada Januari 2023 sebesar 25 bps atau menjadi 5,75%. Sejak Agustus 2022, BI telah menaikan suku bunganya sebesar 225 bps atau 2,25%. Dengan hal ini, Gubernur BI Perry Warjiyo juga memberikan sinyal tidak akan menaikkan suku bunga acuanya lagi.

Menurut Perry, kebijakan suku bunga acuan bank sentral telah memadai untuk meredam inflasi inti. Kenaikan suku bunga BI yang berlanjut hingga saat ini, kata dia, merupakan kenaikan secara terukur serta diputuskan atas dasar pertimbangan pertumbuhan ekonomi kedepan dan diarahkan untuk memastikan inflasi inti kembali pada sasaran 3,0±1% pada semester II-2023.

“Dengan kenaikan 225 bps secara akumulatif sejak Agustus 2022 – Januari 2023, kenaikan ini memadai untuk memastikan inflasi inti akan tetap berada dalam kisaran 3,0±1%,” ungkap Perry dalam RDG Januari 2023, Kamis, 19 Januari 2023.

Perry menjelaskan, kata memadai berlaku asalkan tidak ada peristiwa luar biasa atau extraordinary ke depannya. “Kata-kata memadai itu sudah bisa menjawab pertanyaan pertanyaan tadi (terkait ruang kenaikan bunga ke depan),” jelasnya.

Selain itu, Bos BI pun menyatakan, setelah melakukan kenaikan suku bunga BI secara bertahap, pihaknya menilai bahwa inflasi selama tahun 2022 pasca kenaikan harga BBM (Bahan Bakar minyak) menurun lebih cepat dari yang diperkirakan.

Terbukti dengan angka inflasi pada akhir tahun 2022 realisasinya sebesar 5,51% dari perkiraan awal yang sebesar 6,5%. Kemudian, inflasi inti realisasinya sebesar 3,36% dari perkiraan sebesar 4,61%. “Inflasi yang menurun lebih cepat ini adalah koordinasi yang erat, kenaikan suku bunga dari BI,  stabilisasi nilai tukar oleh BI dan gerakan nasional pengendalian inflasi,” katanya.

Ke depan, BI memperkirakan bahwa inflasi inti pada semester I-2023 akan lebih rendah dari 4% dan inflasi IHK akan berada dibawah 4% pada semester II-2023.

“Berdasarkan semua informasi-informasi yang kami kumpulkan sebagai dasar proyeksi ke depan, baik global maupun domestik. Dengan berbagai asumsi informasi tadi dan dengan kenaikan 225 bps yang kami lakukan akumulatif ini, inflasi inti semester I-2023 bisa dipastikan di bawah 4% bahkan tidak lebih dari 3,7%. Inflasi IHK nya setelah September karena base effect  akan kembali di bawah 4%,” papar Perry. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Irawati

Recent Posts

Allianz Syariah Ajak Masyarakat Pahami Pentingnya Perlindungan Asuransi

Jakarta - PT Asuransi Allianz Life Syariah Indonesia (Allianz Syariah) terus berupaya meningkatkan literasi masyarakat tentang… Read More

6 hours ago

BPJS Ketenagakerjaan Terapkan Strategi Baru untuk Tangkal Fraud

Jakarta – Pesatnya perkembangan teknologi di era modern tidak hanya membawa kemudahan, tetapi juga meningkatkan… Read More

6 hours ago

Tingkatkan Kesejahteraan Pensiunan, Bank Mandiri Taspen Hadirkan Program Wirausaha

Jakarta - Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap) terus menunjukkan komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan para nasabahnya,… Read More

6 hours ago

OJK Sebut Rencana BTN Akuisisi Bank Syariah Masih Evaluasi Internal

Jakarta – Rencana aksi korporasi BTN untuk mengakuisisi bank syariah lain masih belum menemukan titik terang. Otoritas… Read More

7 hours ago

DPLK AXA Mandiri Jalin Kerja Sama Strategis

Suasana saat penandatanganan strategis antara Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT AXA Mandiri Financial Services (DPLK… Read More

8 hours ago

Ini Dia Perusahaan Jumbo yang Bakal IPO di Akhir 2024

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal kedatangan satu perusahaan dengan kategori lighthouse yang… Read More

9 hours ago