Bandung – Bank Indonesia (BI) memberikan sinyalemen untuk tidak memberikan kejutan lagi terkait dengan kebijakan moneternya melalui suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate. Pasalnya, suku bunga acuan yang ada saat ini sudah berada pada level terendah.
Sebagai informasi, Bank Sentral telah menurunkan suku bunga acuannya sebanyak 175 basis points (bps) sejak awal 2016 sampai dengan September 2017. Dalam dua bulan terakhir, BI telah memberikan kejutan dengan menurunkan suku bunga acuannya sebanyak dua kali di Agustus dan September 2017 yang masing-masing sebesar 25 bps.
Gubernur BI Agus DW Martowardojo mengaku bahwa tingkat suku bunga acuan yang ada saat ini sudah cukup memadai. Menurutnya, kondisi global dan domestik seperti perkembangan ekonomi di AS dan tingkat inflasi Indonesia yang terjaga rendah telah mendorong Bank Sentral untuk menurunkan suku bunga acuannya lagi di bulan September ini.
“Kita lihat dengan kita menurunkan suku bunga acuan ini, bahwa tingkat bunga ini sudah cukup memadai. Cukup memadai itu sebenarnya adalah ungkapan yang kita rasa cukup,” ujar Agus Marto di Bndung, Rabu, 27 September 2017.
Dia mengungkapkan, bahwa laju inflasi di 2017 yang terjaga dan di 2018 serta 2019 yang diperkirakan akan berada pada titik tengah dari target BI yang dipatok kisaran 3,5 persen plus minus 1 persen, sehingga memberi keyakinan BI untuk melakukan pelonggaran kebijakn moneternya melalui suku bunga acuan.
“Selain itu, defisit transaksi berjalan kita lihat dalam kondisi sehat karena kita perkirakn transaksi berjalan di 2017 akan ada di bawah 2 persen dari PDB dan di 2018 itu akan ada di bawah 2,5 persen dari PDB,” ucapnya.
Meski suku bunga acuan BI saat ini sudah rendah, namun lanjut Agus, pihaknya sudah mengantisipasi adanya ketidakpastian global, terlebih Bank Sentral AS (The Fed) diperkirakan masih akan melakukan kebijakannya dengan menaikkan suku bunganya (Fed Rate) di akhir tahun atau di awal tahun depan.
“Kita sudah antisipasi kondisi global. Kita juga lihat intermediasi perbankan juga harus ditingkatkan dan kita lihat ini juga baik untuk pertumbuhan ekonomi,” tutupnya. (*)
Editor: Paulus Yoga
Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More
Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More
Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More