Moneter dan Fiskal

BI Beri Sinyal Bakal Pangkas Suku Bunga Acuan di Akhir 2024

Jakarta – Bank Indonesia (BI) memberikan sinyal untuk membuka ruang pemangkasan suku bunga acuan atau BI Rate lebih lanjut hingga akhir tahun ini.

Deputi Gubernur BI Juda Agung mengatakan ruang penurunan suku bunga acuan, seiring dengan kondisi inflasi yang rendah, nilai tukar rupiah yang stabil, dan pertumbuhan ekonomi yang perlu terus didorong.

“Dari kebijakan-kebijakan kami terus mencermati perkembangan yang ada di global dan di domestik. Inflasi di domestik yang tentu saja kami terus mencermati apakah ada ruang penurunan suku bunga lebih lanjut,” kata Juda dalam Peluncuran Kajian Stabilitas Keuangan di Jakarta, Rabu, 2 Okotber 2024.

Baca juga: Suku Bunga Turun, Bank Mandiri Pede Likuiditas Akan Longgar

Juda menyampaikan, pihaknya juga akan terus mencermati perkembangan ekonomi, seperti kebijakan suku bunga Amerika Serikat (AS), dan Eropa, dan perkembangan ekonomi China.

Adapun BI memangkas BI Rate pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) September 2024 lalu sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,00 persen. Sementara, suku bunga AS atau Fed Funds Rate (FFR) pada  September 2024 menjadi 4,75 – 5,00 persen.

Sebelumnya, Kepala Ekonom PermataBank Josua Pardede menilai keputusan BI dalam memangkas suku bunga acuan atau BI Rate masih akan berlanjut. Hingga akhir 2024, dia memprediksi BI-rate akan berada pada kisaran 5,50 persen.

“Mempertimbangkan prospek kebijakan moneter The Fed, lintasan inflasi Indonesia yang rendah, transaksi berjalan yang terkendali, dan ekspektasi apresiasi rupiah, BI-rate akan berada pada kisaran 5,50 persen pada akhir tahun 2024,” jelas Josua kepada Infobanknews, 19 September 2024.

Baca juga: BI Optimistis The Fed Bakal Pangkas Suku Bunga Lebih Besar hingga Akhir Tahun 

Diketahui, pada Agustus 2024, inflasi umum sedikit menurun menjadi 2,12 persen year on year (yoy), turun dari 2,13 persen yoy pada Juli 2024. Ini menandai tingkat terendah sejak Februari 2022. Meski demikian, level inflasi ini masih berada dalam kisaran target BI sebesar 1,5 hingga 3,5 persen.

Di sisi lain, kata Josua, momentum penurunan suku bunga acuan BI ini diperkirakan mendukung pertumbuhan ekonomi agar tetap solid. Terutama bagi industri perbankan. Pelonggaran kebijakan moneter BI tersebut diperkirakan akan mendorong penurunan cost of fund, yang selajutnya akan mendorong penurunan suku bunga kredit.

“Penurunan suku bunga acuan BI akan direspons oleh penurunan suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB) yang selanjutnya akan berpengaruh pada penurunan suku bunga perbankan termasuk suku bunga kredit,” ujarnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Libur Pilkada, Investor Diimbau Cermati 2 Sentimen yang akan Pengaruhi Laju IHSG

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penguatan tipis dalam sepekan terakhir sebesar 0,48… Read More

9 mins ago

Awal Pekan, IHSG Dibuka pada Zona Hijau ke Level 7.240

Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (25/11) Indeks Harga Saham Gabungan… Read More

43 mins ago

Rupiah Diproyeksi Melemah, Imbas Terpilihnya Scott Bessent jadi Menkeu AS

Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan masih akan melemah. Hal ini disebabkan… Read More

55 mins ago

Harga Emas Antam Turun Rp2.000 jadi Segini per Gramnya

Jakarta -  Harga emas Antam atau bersertifikat PT Aneka Tambang hari ini, Rabu, 25 November… Read More

1 hour ago

IHSG Diproyeksi Melemah, Analis Rekomendasikan Saham AVIA hingga GOTO

Jakarta - MNC Sekuritas melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal pada hari… Read More

2 hours ago

Jurus BSI Genjot Penjualan Kendaraan Bermotor di GAIKINDO Jakarta Auto Week 2024

Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia, Tbk (BSI) terus berupaya mendorong lonjakan penjualan bisnis kendaraan… Read More

10 hours ago