Jakarta–Bank Indonesia (BI) berharap cukup besar dengan kesuksesan program tax amnesty. Tak hanya dapat membiayi pembangunan, program ini diharapkan bisa mendorong laju pertumbuhan ekonomi tahun depan. Hal ini terkait erat dengan ketidakpastian kondisi perekonomian global.
“Saya sangat menyambut gembira perkembangan dari tax amnesty. Kita sangat perlu mewaspadai besaran repatriasi. Karena besaran itu yang banyak membantu pertumbuhan ekonomi 2017. Tebusan penting untuk mengisi dan menopang anggaran 2017,” tukas Gubernur BI, Agus D.W. Martowardojo di Kompleks Gedung BI, Jakarta, Jumat, 23 September 2016.
Bank sentral memproyeksi, pertumbuhan ekonomi nasional ada di kisaran 5,1%-5,5% pada 2017. Agus menjelaskan, ada sekitar Rp180 triliun dana tax amnesty yang sudah masuk. Angka ini mencapai sekitar 30% dari proyeksi dana yang ditaskir mencapai Rp540 triliun. Agus mengatakan, bila (dana) ini masuk akan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi di level 5,1%.
“Kita harapkan ke depan tax amnesty di Indonesia berdampak positif. Sampai dengan 20 September 2016, sudah Rp151 triliun. Tahun lalu Rp39 triliun,” ucapnya.
Berdasarkan data kementrian keuangan, jumlah peserta yang ikut dala program pengampunan pajak terus bertambah. Progress ini membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) optimis, program ini akan mencapai target. Bahkan, Jokowi meyebut program ini sebagai program yang paling berhasil di dunia.
Besarnya animo masyarakat ikut dalam program pengampunan pajak memicu pemeirntah memperpanjang jangka waktu program ini. Harapannya, hal ini dapat kembali mendorong jumlah dana hasil program amnesty pajak, dan mengungkap lagi jumlah potensi dana yang bisa pulang ke dalam negeri. Besarnya dana-dana tersebut akan sangat berperan dalam mendukung proses pembangunan, terutama pembangunan infrastruktur.
Selain program pengampunan pajak, berbagai upaya perbaikan ekonomi juga terus dilakukan. Bank Indonesia sebagai penjaga gawang stabilitas moneter, akhirnya menyesuaikan BI 7 Day Reverse Repo Rate. Minggu ini, suku bunga acuan bank sentral yang baru resmi dirilis dan dipakai minggu lalu ini diturunkan. BI menurunkan BI 7 Day Reserve Repo Rate ke level 5% untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Rencananya, BI 7 Day Repo Rate akan terus dievaluasi setiap bulannya(*)
Editor: Paulus Yoga
Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengapresiasi kesiapan PLN dalam… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan telah melaporkan hingga 20 Desember 2024, Indonesia Anti-Scam… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) membidik penambahan sebanyak dua juta investor di pasar… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) masih mengkaji ihwal kenaikan PPN 12 persen… Read More
Jakarta – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menegaskan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More
Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Senin, 23 Desember 2024, ditutup… Read More