Moneter dan Fiskal

BI Bantah Likuiditas Perbankan Ketat Imbas Suku Bunga Acuan Naik

Samosir – Bank Indonesia (BI) menilai likuiditas perbankan Tanah Air masih memadai. Meski demikian, terdapat perbankan yang menurunkan target pertumbuhan kreditnya di tahun ini imbas dari kenaikan suku bunga acuan BI atau BI-Rate menjadi sebesar 6,25 persen.

Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial Nugroho Joko Prastowo mengatakan, likuiditas perbankan secara nasional masih memadai tercermin dari Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK).

Joko menjelaskan permasalahan likuiditas bank yang ketat tersebut merupakan permasalahan dari individual bank itu sendiri.

“Istilahnya bukan masalah industri perbankan, tapi beberapa individual bank, jadi ini bisa dilihat dari AL/DPK perbankan itu sangat tinggi mash 27 persen,” ujar Joko dalam dalam acara Pelatihan Jurnalis, Senin, 29 April 2024.

Baca juga: Dorong Pertumbuhan Kredit Perbankan, Ini yang Dilakukan BI

Lebih lanjut, kata Joko, pada saat Covid-19 perbankan tidak menyalurkan kredit dan menyimpan dananya keberbagai instrumen, seperti surat berharga negara (SBN) yang sebenarnya bisa dicairkan. 

Namun, dalam managemen beberapa bank jika membeli SBN dalam jumlah yang banyak, bank tidak akan menjual seluruhnya yang berimbas pada likuiditas ketat.

“Kalau belinya itu semua SBN sebagian besar dan kemudian nggak bisa dijual semua portofolio investasi, sehingga ketika menyalurkan kredit, kreditnya harus mengandalkan DPK,” jelasnya.

Adapun, BI kembali memperluas sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) sebesar Rp81 triliun mulai Juni 2024. Sehingga total insentif menjadi Rp246 triliun.

Selanjutnya, sejalan dengan pertumbuhan kredit yang terus meningkat, tambahan likuiditas dari KLM diprakirakan dapat mencapai Rp115 triliun pada akhir tahun 2024, sehingga total insentif yang diberikan menjadi Rp280 triliun.

Sebelumnya, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BTN) akan menurunkan target kreditnya di tahun 2024 di level 10-11 persen. Hal ini seiring dengan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate menjadi sebesar 6,25 persen.

Baca juga: Nilai Tukar Rupiah Anjlok, Bank Mandiri Optimistis Likuiditas Tetap Terjaga

Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu menyebutkan keputusan ini dilakukan sebagai antisipasi biaya bunga yang mahal dan persaingan dana pihak ketiga (DPK) yang bakal semakin ketat.

Awalnya, BTN berencana menggenjot pertumbuhan kredit di level 13-14 persen di tahun 2024 ini. Namun, dengan adanya kenaikan suku bunga, memaksa bank agar tidak terlalu banyak unutk menyalurkan kredit. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Diikuti 6.470 Pelari, PLN Electric Run 2024 Ditarget Hindari Emisi Karbon hingga 14 ton CO2

Jakarta - Sebanyak 6.470 racepack telah diambil pelari yang berpartisipasi dalam PLN Electric Run 2024… Read More

4 hours ago

Segini Target OJK Buka Akses Produk dan Layanan Jasa Keuangan di BIK 2024

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membidik pencapaian Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2024 sekitar 8,7… Read More

5 hours ago

HUT ke-26, Bank Mandiri Hadirkan Inovasi Digital Adaptif dan Solutif untuk Siap Jadi Jawara Masa Depan

Jakarta - Merayakan usia ke-26, Bank Mandiri meluncurkan berbagai fitur dan layanan digital terbaru untuk… Read More

18 hours ago

KemenKopUKM Gandeng Surveyor Indonesia Verifikasi Status Usaha Simpan Pinjam Koperasi

Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menunjuk PT Surveyor Indonesia, anggota Holding BUMN IDSurvey,… Read More

18 hours ago

Bijak Manfaatkan Produk Keuangan, Ini Pesan OJK kepada Gen Z

Balikpapan - Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica… Read More

19 hours ago

Jurus OJK Perluas Akses Keuangan yang Bertanggung Jawab dan Produktif di Balikpapan

Balikpapan – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) semakin memperluas akses keuangan masyarakat terhadap sektor jasa keuangan yang… Read More

19 hours ago