Moneter dan Fiskal

BI Anggap Inflasi November 0,20% Masih Terkendali

Jakarta – Bank Indonesia (BI) menilai, Indeks Harga Konsumen (IHK) yang menunjukkan inflasi sebesar 0,20 persen pada November 2017 atau meningkat dibandingkan bulan lalu yang sebesar 0,01 persen (mtm), dianggap masih tetap terkendali atau berada dalam kisaran sasaran 4 persen plus minus 1 persen (yoy).

Inflasi IHK pada November 2017 yang mengalami peningkatan dibanding bulan sebelumnya, menurut Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman, merupakan sesuai dengan pola musimannya namun lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata inflasi November tiga tahun terakhir sebesar 0,73 persen (mtm).

Berdasarkan komponennya,, meningkatnya inflasi di bulan November 2017 terutama dipengaruhi oleh inflasi kelompok volatile food dan kelompok administered prices. Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK sampai dengan bulan November tercatat sebesar 2,87 persen secara year to date (Januari-November 2017).

Kelompok volatile food tercatat inflasi sebesar 0,38 persen (mtm), meningkat dibandingkan bulan lalu yang deflasi sebesar 0,53 persen (mtm). Inflasi terutama bersumber dari komoditas cabai merah, beras, bawang merah, telur ayam ras, dan daging ayam ras. Secara tahunan, kelompok volatile food tercatat mengalami deflasi, yaitu 1,24 persen (yoy).

Kelompok administered prices mengalami inflasi sebesar 0,21 persen (mtm) meningkat dibandingkan dengan bulan lalu yang deflasi sebesar 0,01 persen (mtm). Inflasi administered prices terutama disumbang oleh rokok kretek, bensin dan bahan bakar rumah tangga. Kenaikan harga bensin didorong kenaikan harga bahan bakar khusus. Secara tahunan, inflasi administered prices mencapai sebesar 8,76 persen (yoy).

Inflasi inti tercatat sebesar 0,13 persen (mtm), menurun dibandingkan dengan bulan lalu sebesar 0,17 persen (mtm). Penurunan tersebut sejalan dengan terjangkarnya ekspektasi inflasi, rendahnya harga impor, dan terbatasnya permintaan domestik. Secara tahunan, inflasi inti tercatat rendah, yaitu 3,05 persen (yoy).

“Ke depan, inflasi akhir tahun 2017 diperkirakan akan tetap rendah yaitu sebesar 3,0-3,5 persen dan pada 2018 inflasi diperkirakan akan tetap terkendali pada level yang rendah dalam kisaran sasaran 3,5 persen plus minus 1 persen,” ujar Agusman seperti dikutip dari laman BI, Jakarta, Selasa, 5 Desember 2017.

Menurutnya, koordinasi kebijakan antara Pemerintah, baik Pusat maupun Daerah, dan BI akan terus diperkuat dalam pengendalian inflasi, dengan fokus pada upaya menjamin pasokan dan distribusi, khususnya berbagai bahan kebutuhan pokok seiring peningkatan permintaan menjelang akhir tahun, serta menjaga ekspektasi inflasi. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Lindungi Konsumen, OJK dan Satgas PASTI Soft Launching Indonesia Anti-Scam Center

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama anggota Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas… Read More

1 hour ago

IHSG Sepekan: Naik 0,48 Persen, Kapitalisasi Bursa Turun jadi Rp12.053 Triliun

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan bahwa, data perdagangan saham pada pekan ini,… Read More

2 hours ago

Cashless Kian Populer, Bangkok Bank Kembangkan Interoperabilitas QR Code Lintas Negara

Bangkok – Perkembangan layanan pembayaran non tunai alias QR Code di Negeri Gajah Putih begitu… Read More

2 hours ago

BNI AM dan Mandiri Sekuritas Ajak Karyawan Toyota Astra Finance Investasi Reksa Dana

Jakarta – BNI Asset Management atau BNI AM kembali berkolaborasi dengan Mandiri Sekuritas menyelenggarakan kegiatan… Read More

4 hours ago

Begini Upaya PTPN Group Dorong Swasembada Gula

Jakarta – PTPN Group bersama kementerian dan sejumlah institusi berkolaborasi meluncurkan program “Manis Swasembada Gula”.… Read More

7 hours ago

Usai Caplok Permata Bank, Bangkok Bank Bakal Akuisisi Bank RI Lagi?

Jakarta – Bangkok Bank sukses mengakuisisi 89,12 persen saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) dari Standard Chartered Bank dan… Read More

1 day ago