Keuangan

BI Akui Pengembangan LKM Syariah Masih Hadapi Hambatan

Surabaya – Bank Indonesia (BI) melihat, pengembangan Lembaga Keuangan Mikro berbasis syariah (LKMS) di tingkat provinsi masih memiliki banyak tantangan dan hambatan. Hal ini tercermin masih terbatasnya jumlah LKM Syariah yang tersebar di sejumlah daerah.

Deputi Gubernur BI Rosmaya Hadi memberikan contoh, misalnya saja LKM Syariah Jawa Timur yang tercatat baru sebanyak 3 unit dimana 1 unit berada di Mojokerto dan 2 unit di Probolinggo yang berbentuk badan hukum koperasi. Dengan mendorong LKM Syariah berkembang, diharap dapat menopang ekonomi nasional.

“Sehingga perannya dalam perekonomian juga masih tergolong kecil,” ujar Rosmaya saat seminar bertajuk Membangkitkan Peran Lembaga Keuangan Mikro Berbasis Syariah Dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat, di Grand City Convention Center, Surabaya, Selasa, 7 November 2017.

Dirinya menjelaskan, beberapa hambatan yang dihadapi dalam pengembangan LKM Syariah diantaranya adalah masih rendahnya kualitas dan kapasitas SDM pengelola akan konsep-konsep pengembangan ekonomi syariah dan terbatasnya modal serta akses permodalan yang dirasa cukup sulit.

“Selain itu, mereka juga dihadapkan pada kesiapan lembaga terhadap pelaporan keuangan yang cukup ketat, manajemen mayoritas masih tradisional, belum memiliki business plan yang matang serta masih rentan akan intervensi pengurus. Kemudian tidak memiliki lembaga sejenis LPS dan Persaingan yang semakin ketat dengan perbankan terutama dalam hal pembiayaan (lending),” ucapnya.

Meski memiliki banyak kendala, lembaga keuangan mikro non-bank yang berbasis syariah ini sempat mengalami pertumbuhan yang pesat pada periode 2003- 2013. Lembaga keuangan mikro non-bank yang berbasis syariah seperti Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) bahkan sempat tumbuh di kisaran 40-50 persen di periode tersebut, namun menurun signifikan pada 2014-2015.

“Dalam lima tahun terakhir ini, lembaga keuangan mikro khususnya non-bank yang berbasis syariah menghadapi tantangan baik dari sisi pendanaan maupun penyaluran pembiayaan sehingga diperlukan adanya alternatif solusi yang mampu memperkuat pendanaan maupun skema penyaluran pembiayaan di lembaga keuangan non-bank yang berbasis syariah tersebut,” katanya.

Seperti halnya koperasi pada umumnya, LKM Syariah memiliki beberapa potensi; yaitu (i) Milik dari, oleh dan untuk anggota dan calon anggota; (ii) Lokasi kantor dekat anggota; (iii) Pengurus mengenal dengan baik pribadi anggota, sehingga akses informasi tentang nasabah mudah; (iv) Menerapkan pola tanggung renteng; dan (v) Persyaratan pinjaman  dan pembiayaan tergolong mudah, yang tidak terikat pada kekakuan persyaratan pinjaman. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Bank Mandiri Perkuat Komitmen, Jadi Penyalur FLPP dengan Tingkat Keterhunian Terbaik

Jakarta - Bank Mandiri terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung program 3 juta rumah yang diinisiasi… Read More

10 hours ago

3 Rekomendasi Tempat Liburan Akhir Tahun, Gak Kalah Seru!

Jakarta – Akhir tahun menjadi momen yang cocok untuk menghabiskan liburan bareng keluarga. Jika Anda… Read More

13 hours ago

Pemerintah Siapkan Rp20 Triliun untuk Kredit Investasi Padat Karya, Ini Syaratnya

Jakarta – Pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp20 triliun untuk kredit investasi padat karya pada tahun 2025. Anggaran… Read More

15 hours ago

Ada 22 Perusahaan Antre IPO, Mayoritas Beraset Jumbo

Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat per 20 Desember 2024, terdapat 22 perusahaan… Read More

15 hours ago

Banggar Beberkan Solusi Strategis Antisipasi Risiko Kenaikan PPN 12 Persen

Jakarta - Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Said Abdullah meminta pemerintah melakukan mitigasi risiko… Read More

16 hours ago

Libur Natal, 1,1 Juta Kendaraan Tinggalkan Jabodetabek

Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk. mencatat sebanyak 1.170.098 kendaraan meninggalkan wilayah Jabotabek pada… Read More

16 hours ago