Jakarta – Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti menyebut, selain faktor perang dagang di global, adanya konsentrasi demonstrasi mahasiswa diberbagai daerah juga cukup menganggu pergerakan nilai tukar (kurs) rupiah.
Destry menyebut, kurs Rupiah saat ini bergerak pada kisaran Rp14.130/US$ padahal dalam dua hari kemarin rupiah masih bertengger pada Rp14.080/US$, bahkan dalam seminggu terakhir rupiah sempat menembus Rp13.900/US$.
“Tapi (penyebab pelemahan Rupiah) gabungan faktor ada global ada konsen domestik, demo demo dua hari ini kok masih terus berlangsung menimbulkan guncangan pada pasar financial kita ,” kata Destry.
Destry menambahkan, dari sisi global faktor negosiasi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok masih terus menjadi sentimen terhadap rupiah.
Walau begitu, pihaknya di bank sentral terus berada di pasar dan melakukan pendalaman instrumen keuangan salahsatunya dengan memperbaiki penerbitan Surat Berharga Komersial (SBK).
Sebagai informasi, pada perdagangan siang hari ini (25/9) Kurs Rupiah berada di level Rp14.139/US$ posisi tersebut melemah bila dibandingkan pada pembukaan perdagangan (25/9) yang masih berada di level Rp14.120/US$.
Sementara, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, (25/9) kurs rupiah menyentuh posisi Rp14.134/ US$ melemah dari posisi Rp14.099/US$ pada perdagangan kemarin (24/9). (*)
Editor: Rezkiana Np
Jakarta - Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun menegaskan pemerintah harus berhati-hati dalam menyikapi… Read More
Jakarta - Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Said Abdullah meminta pemerintah untuk mendorong Organisasi… Read More
Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah mengumumkan daftar tarif dasar dan bea… Read More
Jakarta - Pemerintah Indonesia segera menyiapkan langkah strategis untuk merespons kebijakan tarif resiprokal yang diberlakukan… Read More
Jakarta – Kadin Indonesia meminta pemerintah untuk melakukan negosiasi dengan Amerika Serikat (AS), usai Donald Trump… Read More
Jakarta – Pengenaan tarif impor sebesar 32 persen dari Amerika Serikat (AS) terhadap Indonesia menjadi… Read More