Gedung BI; Aktivitas moneter. (Foto: Paulus Yoga)
Jakarta–Bank Indonesia (BI) dan Asian Development Bank (ADB) menyoroti pentingnya reformasi struktural bagi negara-negara berkembang di kawasan Asia.
Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo mengatakan, bahwa sejauh ini BI dan ADB terus membahas bagaimana reformasi struktural dapat membuat terobosan bagi percepatan pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.
“Kebijakan moneter dan fiskal terutama ditujukan untuk menyokong pemintaan (demand). Namun, permintaan tidak dapat dioptimalkan apabila permasalahan struktural tidak diselesaikan dengan baik,” ujar Agus di Jakarta, 23 Maret 2016.
Dia menilai, di tengah ketidakpastian ekonomi global, peningkatan kekuatan ekonomi domestik menjadi sangat penting. Sehingga, memaksimalkan potensi pertumbuhan domestik menjadi sangat penting dalam menghadapi kondisi tersebut.
“Saat ini merupakan saat yang tepat bagi otoritas di negara berkembang, termasuk Indonesia, untuk berfokus kepada reformasi struktural demi meningkatkan pertumbuhan yang berkesinambungan,” tukasnya.
Menurutnya, reformasi struktural sangat penting untuk mendorong perekonomian domestik yang lebih kuat. Dia meminta, hal ini bisa menjadi perhatian yang serius bagi negara berkembang khususnya Indonesia dalam kedepannya. (*)
Editor: Paulus Yoga
Poin Penting 1,56 juta kendaraan meninggalkan Jabotabek selama H-7 hingga H+1 Natal 2025, naik 16,21… Read More
Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More
Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More
Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More
Poin Penting Harga emas Galeri24, UBS, dan Antam kompak naik pada perdagangan Sabtu, 27 Desember… Read More
Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More