Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebut ada 4 tantangan utama yang harus dihadapi dalam meningkatkan perekonomian nasional selama masa pandemi. Menurutnya, tantangan pertama adalah ketahanan negara atau resilience untuk menghadapi pandemi melalui sinergi kebijakan.
Perry mengungkapkan negara yang memiliki jangkauan vaksinasi luas, stimulus berlimpah, dan dukungan fiskal, serta moneter mampu bertumbuh dan bertahan lebih baik dari yang lain. Beberapa contohnya adalah Tiongkok dan Amerika Serikat yang menunjukkan pertumbuhan cepat dalam perekonomiannya.
“Kita menghadapi perbedaan dalam pertumbuhan ekonomi global. Untuk itu, kita perlu pulih, namun juga lebih kuat dan tahan dalam menghadapi pandemi,” ujar Perry pada sambutannya, Kamis, 2 September 2021.
Selanjutnya, tantangan kedua adalah digitalisasi. Gubernur BI menceritakan pentingnya Bank Sentral untuk mampu beradaptasi dengan digitalisasi sistem keuangan nasional yang semakin berkembang tiap harinya. BI sudah melakukan hal tersebut dengan meluncurkan QRIS atau Quick Response Code Indonesian Standard untuk memodernisasi layanan keuangan.
Ketiga, tantangan yang hadir adalah inklusi keuangan. Selain meningkatkan sektor perekonomian, peningkatan inklusi juga harus dibarengi dengan mengurangi kemiskinan, kesenjangan sosial, dan menciptakan lapangan kerja. Sehingga, semua aspek masyarakat dapat memanfaatkan layanan keuangan yang ada.
Terakhir, tantangan keempat adalah pentingnya menerapkan keuangan berkelanjutan atau pentingnya ekonomi hijau. Perry menyadari perubahan iklim yang semakin cepat terjadi tidak bisa dipisahkan dari setiap aspek kegiatan manusia, termasuk sektor keuangan. Untuk itu, penerapan keuangan berkelanjutan harus mulai digalakkan untuk mengurangi laju perubahan iklim yang mulai ekstrim.
“Pesan dari pandemi ini adalah kita harus semakin hijau. Kita perlu mengembangkan keuangan berkelanjutan dan menerapkannya. Untuk kita dan generasi yang akan datang,” ujarnya. (*)
Editor: Rezkiana Np
Poin Penting PT Phapros Tbk (PEHA) mencetak laba bersih Rp7,7 miliar per September 2025, berbalik… Read More
Poin Penting Unilever Indonesia membagikan dividen interim 2025 sebesar Rp3,30 triliun atau Rp87 per saham,… Read More
Poin Penting IFAC menekankan pentingnya kolaborasi regional untuk memperkuat profesi akuntansi di Asia Pasifik, termasuk… Read More
Poin Penting BAKN DPR RI mendorong peninjauan ulang aturan KUR, khususnya agar ASN golongan rendah… Read More
Poin Penting IHSG menguat ke 8.655,97 dan sempat mencetak ATH baru di level 8.689, didorong… Read More
Poin Penting Konsumsi rumah tangga menguat jelang akhir 2025, didorong kenaikan penjualan ritel dan IKK… Read More