Jakarta – PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) membidik perolehan laba bersih hingga Rp1,1 triliun di akhir tahun 2021. Jumlah ini tumbuh kurang lebih sekitar 56,9% jika dibandingkan dengan perolehan laba bersih di 2020 sebesar Rp701,59 miliar.
“Dengan kondisi perbaikan ekonomi, kita masih optimis di akhir tahun bisa membukukan laba kurang lebih sebesar Rp1,1 triliun,” jelas Direktur Keuangan BFI Finance Sudjono, Rabu, 17 November 2021.
Sementara itu untuk di 2022, Sudjono menjelaskan, pihaknya siap memanfaatkan peluang bisnis ditengah perbaikan ekonomi makro, termasuk mengisi celah yang ditinggalkan oleh sebagian kompetitor di tahun 2022. Hal tersebut telah menjadi bagian dari strategi perusahaan dalam memenangkan
persaingan di tahun depan.
Selain itu tahun depan perusahaan juga akan mengembalikan size bisnis seperti sebelum pandemi COVID-19 dan menyelesaikan seluruh restrukturisasi piutang yang terjadi selama kondisi pandemi COVID-19.
Sampai dengan kuartal III 2021, sebanyak 86,8% dari pembiayaan yang direstrukturisasi telah kembali normal. Sementara 12,9% adalah re-restrukturisasi dengan ketentuan yang telah ditinjau kembali dan sisanya adalah restrukturisasi dengan opsi grace period.
“Nilai piutang yang direstrukturisasi saat ini adalah 14,8% dari total piutang yang
dikelola Perusahaan, atau turun dari porsi sebelumnya di 35,5% di September 2020,”
terang Sudjono dalam acara Public Expose virtual di Jakarta, Rabu, 17 November
2021.
Lebih jauh ujar Sudjono, perusahaan juga akan melakukan transformasi digital untuk
seluruh transaksi dengan penerapan teknologi berbasis data.
“Perusahaan juga terus mengeksplor peluang bisnis baru di tengah kondisi new normal,” tutup Sudjono.
Sekadar catatan, hingga kuartal III 2021 BFI Finance kembali berhasil mencatatkan
peningkatan nilai pembiayaan baru sebesar Rp9,4 triliun atau naik 72,7% year-on-year (yoy) dan 4,2% jika dibandingkan secara quarter-to-quarter (qoq). Pencapaian ini berkolaborasi apik dengan rasio non-performing financing (NPF) senilai 1,97% atau membaik 70 basis points dari periode yang sama di tahun 2020 dan naik 18 basis points dari posisi per Juni 2021.
Sementara itu, pencadangan tetap dilakukan secara konservatif sehingga mendorong angka NPF neto ke level 0,3%. (*)
Jakarta - Presiden RI Prabowo Subianto memulai lawatan kenegaraan perdana ke sejumlah negara, antara lain… Read More
Jakarta - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) mendukung program pemerintah dalam menyediakan makanan bergizi… Read More
Jakarta – Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi berkomitmen penuh untuk mendongkrak rasio kepesertaan masyarakat… Read More
Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI mencatat penerimaan pajak hingga Oktober 2024 mencapai Rp1.517,53 triliun,… Read More
Jakarta - Presiden RI Prabowo Subianto memulai kunjungan kerja luar negeri perdananya, dengan mengunjungi sejumlah negara… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini, 8 November 2024, ditutup menguat di… Read More