Jakarta – Bank digital yang bernaung di bawah CT Corp, Allo Bank berhasil membawa pulang penghargaan di ajang 27th Infobank Awards 2022. Bank yang dipimpin Indra Utoyo sebagai direktur utama ini berhasil menjadi yang terbaik dalam Rating 107 Bank versi Infobank 2022, kelompok KBMI I aset di bawah Rp10 triliun.
Penghargaan dari Infobank tersebut diberikan atas kinerja kinclong Allo Bank sepanjang tahun kerja 2021. Menurut catatan Biro Riset Infobank (biril), sepanjang tahun lalu, perolehan laba Allo Bank meroket 420,05% year on year (yoy), dari RP37,01 miliar menjadi Rp192,47 miliar. Laba yang meningkat secara eksponensial ini ditopang kenaikan kredit 72,30%, dari Rp1,27 triliun menjadi Rp2,19 triliun. Laju kredit juga dibarengi dengan perbaikan kualitas. Rasio kredit bermasalah atau non performing loan/NPL terjaga di level 0,52%, jauh lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya di posisi 2,76%.
Selain pertumbuhan kredit yang tentu berdampak pada kenaikan pendapatan bunga, laba Allo Bank juga didukung operasional bisnis yang efisien. Setelah bertransformasi menjadi bank digital, operasional bank ini memang menjadi lebih efisien. Tengok saja rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) yang hanya 52,38%, salah satu yang terendah di antara bank-bank yang beroperasi di Indonesia. Angka tersebut juga jauh di bawah rata-rata industri bank umum, yang ada di posisi 83,68%. Dibandingkan tahun sebelumnya, terjadi penurunan signfikan. BOPO Allo Bank di tahun 2019 tercatat 116,84%, lalu turun menjadi 82,23% di tahun 2020.
Operasional yang efisien juga berdampak pada net interest margin (NIM) yang didapat. NIM Allo Bank tercatat sebesar 4,63%, jauh membaik dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 2,44%.
Sementara dana pihak ketiga (DPK) mengalami pertumbuhan 44,66%, atau menjadi Rp1,12 triliun. Pemegang saham juga terus memperkuat permodalan Allo Bank. Ini sejalan dengan langkah pemenuhan modal minimum yang disyaratkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yakni bank umum harus memiliki modal inti minimum Rp3 triliun pada 2024. Modal inti Allo Bank tahun lalu mengembang 325,34%, dari Rp299,70 miliar menjadi Rp1,27 triliun. Suntikan dana ini tentu memberi asupan tenaga besar bagi Allo Bank untuk mengarungi persaingan. Permodalannya meningkat, dengan rasio kecukupan modal atau car adequacy ratio (CAR) di posisi 48,82%.
Menutup tahun 2021, bank yang dulu bernama Bank Harda Internasional ini tercatat memiliki aset sebesar Rp4,65 triliun, atau melonjak 79,74% dibandingkan Rp2,59 triliun di tahun sebelumnya. (*) Ari As
Jakarta - Sejumlah bank digital di Indonesia telah merilis laporan keuangan pada kuartal III 2024.… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (18/11) masih ditutup pada zona… Read More
Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mencatat penermaan dari sektor usaha ekonomi digital hingga 31 Oktober 2024 mencapai… Read More
Jakarta - Kinerja fungsi intermediasi Bank Jasa Jakarta (Bank Saqu) menunjukkan hasil yang sangat baik… Read More
Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen Indonesia untuk mendukung upaya PBB dalam mewujudkan perdamaian dan keadilan internasional. Termasuk… Read More
Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat outstanding paylater atau Buy Now Pay Later (BNPL) di perbankan… Read More