Jakarta – Bank Indonesia (BI) berhasil mengumpulkan USD1,334 miliar dari Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA). Angka ini meningkat sejak diberlakukannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2023 yang mewajibkan eksportir menyimpan DHE di dalam negeri paling sedikit 30 persen.
Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti mengatakan terjadi peningkatan Term Deposit (TD) valas DHE SDA sejak diberlakukan PP No.36 tahun 2023 yang sebelumnya USD568 menjadi USD1,334 miliar.
Baca juga: Simpan Dolar di RI Aman, Gubernur BI Berani Kasih Jaminan ke Eksportir
“Angka ini terus mengalami penguatan kalau bulan lalu TD valas DHE posisinya USD568 juta dan bulan ini setelah dikeluarkan PP TD valas DHE sudah mencapai 1,334 billion USD, dimana mayoritas 60 persen di tempatkan selama 3 bulan,” ujar Destry dalam konferensi pers RDG, dikutip, Jumat 22 September 2023.
Selain itu, terjadi peningkatan jumlah korporasi yang sudah menempatkan dana DHE-nya di Tanah Air. Dari sebelumnya hanya 50 korporasi atau pelaku usaha ekspor menjadi 122 korporasi.
Baca juga: Pemerintah Tambah Jenis Barang di Aturan DHE jadi 1.545, Ini Rinciannya
Bahkan, dari sektor perbankan yang menyediakan rekening khusus TD valas DHE juga terus bertambah dari 12 bank menjadi sebanyak 16 bank.
“Jadi kami sangat confident, TD valas DHE akan bisa terus meningkat. Ini melihat outstanding ya, tapi kalau kita lihat kumulatif pasti jumlahnya akan jauh di atas USD 1,334 billion tadi,” ungkapnya. (*)
Editor: Galih Pratama
Jakarta – Ekonom Senior Core Indonesia Hendri Saparini mengatakan masih terdapat gap yang tinggi antara kebutuhan pendanaan… Read More
Suasana saat penantanganan kerja sama Bank Mandiri dengan PT Delta Mitra Sejahtera dengan membangun 1.012… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut kinerja pasar modal Indonesia masih akan mengalami… Read More
Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyesuaikan jadwal operasional kantor cabang sepanjang periode… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (19/12) kembali ditutup merah ke… Read More
Jakarta - Senior Ekonom INDEF Tauhid Ahmad menilai, perlambatan ekonomi dua negara adidaya, yakni Amerika… Read More