BANYAKNYA kasus penipuan berkeduk investasi atau yang lebih populer dikenal dengan sebutan investasi bodong perlu menjadi perhatian masyarakat.
Bentuk dan modus operandi penipuan berkedok investasi pun bermacam-macam, dengan produk yang ditawarkan bermacam-macam pula. Namun demikian, apapun jenis lembaga yang menawarkan investasi bodong dan apapun produknya, semua memiliki karakteristik yang mirip bila tidak mau dikatakan sama..
Menurut catatan Satuan tugas penanganan dugaan tindakan melawan hukum di bidang penghimpunan dana masyarakat dan pengelolaan investasi (Satgas waspada investasi), investasi bodong pada dasarnya memiliki empat karakteristik utama, yaitu:
1. Return atau keuntungan yang ditawarkan sangat tinggi (bahkan seringkali tidak masuk akal) dan/atau dalam jumlah yang dipastikan;
2. Produk investasi ditawarkan dengan janji akan dijamin dengan instrumen tertentu, seperti emas, giro, atau dijamin oleh pihak tertentu seperti pemerintah, Bank dan lain-lain;
3. Menggunakan nama perusahaan-perusahaan besar secara tidak sah untuk meyakinkan calon investor;
4. Dana masyarakat tidak dicatat dalam segregated account (akun atau rekening yang terpisah) agar mudah digunakan secara tidak bertanggung jawab.
Dengan mengetahui karakteristik penipuan berkedok investasi tersebut, diharapkan masyarakat terhindar dan bisa menempatkan uangnya di lembaga jasa keuangan yang sah, dan produk-produk keuangan yang telah memeroleh izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). (*)
Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More
Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More
Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More