Jakarta – Wise, perusahaan teknologi yang bergerak di jasa remintasi global berambisi menjadi pemain utama digital remintasi di Indonesia. Untuk mewujudkan ambisi tersebut, Wise fokus menjawab tantangan yang dihadapi bisnis jasa remintasi.
Elian Ciptono, Head of Indonesia Expansion Wise memaparkan, paling tidak ada 4 tantangan yang harus bisa diatasi agar bisnis jasa remitansi. Hasil survei independen Wise menunjukkan bahwa pengguna banyak mengeluhkan soal biaya yang tinggi, waktu yang lama, proses yang rumit, dan transparansi.
“Dengan menggunakan jaringan konvensional, melibatkan banyak pihak. Banyak perantara, dan semua butuh fee. Maka biaya jadi mahal, dan settlement menjadi lama. Maka kami mengembangkan global payment networks sendiri, sehingga proses lebih cepat dan ongkosnya jauh lebih kecil,” terang Elian, Jumat, 10 September 2021.
Elian mengklaim, Wise menghadirkan jasa digital remintasi yang murah, cepat, mudah, dan transparan. Secara umum, biayanya lebih murah 2,5 kali dibandingkan kompetitor. Proses cepat, di mana sekitar 38% transaksi bahkan tiba dalam waktu yang instan. Untuk proses dibuat lebih mudah karena dilakukan secara digital atau online.
“Untuk transparansi, kami mengunakan nilai tukar tengah. Pengguna bisa mengetahui jelas semua biaya yang dibayarkan. Tidak ada biaya tersembunyi. Kita menjadi organisasi yang fokus ke konsumen. Jika kita bisa memberikan layanan yang mampu menjawab kebutuhan mereka, konsumen tentu akan terus menggunakan layanan kita,” tegasnya.
Elian optimis, selama bisa memberikan layanan yang mampu menjawab kebutuhan konsumen, Wise mampu mengarungi persaingan di bisnis jasa remitansi. Wise sendiri berkomitmen untuk berinvestasi jangka panjang di Indonesia, dan berkeinginan menjadi pemain utama digital remintasi. Perusahaan asal Inggris ini masuk ke Indonesia sejak November 2020 lalu. Meski enggan menyebut angka pasti, Elian mengatakan selama hampir setahun beroperasi di Indonesia, pertumbuhannya sangat positif.
Untuk pengiriman uang dari Indonesia, Wise menyasar segmen ekspatriat atau orang asing yang bekerja di Indonesia. Segmen ini menjadi salah satu pangsa terbesar. Lalu, segmen edukasi, atau pelajar Indonesia yang menempuh pendidikan di luar negeri. Jumlahnya terus meningkat sekitar 30% setiap tahunnya. Mereka tentu membutuhkan solusi pengiriman uang. Selanjutnya, masyarakat Indonesia yang belanja online di luar negeri. Jumlahnya juga terus tumbuh dari tahun ke tahun. Ke depan, Wise juga berencana mengakomodir UMKM-UMKM Indonesia yang berorientasi ekspor. Pelaku UMKM ini tentu membutuhkan fasilitas transaksi ke luar negeri. Sedangkan untuk pengiriman uang dari luar negeri, pasar pekerja migran Indonesia atau tenaga kerja Indonesia juga sangat besar.
Secara global sendiri, Wise sudah memiliki lebih dari 10 juta pengguna dan memproses transaksi lebih dari 5 miliar pounsterling setiap bulannya. Dari sisi pendapatan, Wise mencatatkan pertumbuhan rata-rata 54% per tahun. Pada tahun fiskal 2021, pendapatannya mencapai 421 juta pounsterling. Kontribusi wilayah Asia Pasifik terhadap pendapatan Wise juga signifikan, hingga 89 juta poundsterling. Kawasan ini menjadi wilayah Wise yang paling cepat berkembang. (*) Ari Astriawan
Denpasar--Infobank Digital kembali menggelar kegiatan literasi keuangan. Infobank Financial & Digital Literacy Road Show 2024… Read More
Jakarta – Badan Gizi Nasional (BGN) menggandeng holding BUMN pangan ID FOOD dalam pelaksanaan program… Read More
Jakarta – STAR Asset Management (STAR AM) mengajak investor memanfaatkan peluang saat ini untuk berinvestasi… Read More
Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatatkan kontribusi terhadap penerimaan negara… Read More
Jakarta - PT Astra Digital Arta (AstraPay) merespons kebijakan anyar Bank Indonesia (BI) terkait biaya Merchant Discount… Read More
Jakarta - Aplikasi pembayaran digital dari grup Astra, PT Astra Digital Arta (AstraPay) membidik penambahan total pengguna… Read More