Jakarta – Chief Economist Deutsche Bank, Taimur Baig menyatakan bahwa ekonomi Indonesia Ungguli India dan Filipina. Ia menyebut, ekonomi Indonesia mulai mengungguli negara-negara ini, sebagai negara dengan perekonomian paling menarik di kawasan Asia.
Hal ini seiring adanya peningkatan kepercayaan bahwa ekonomi non komoditas Indonesia kembali membaik dan bangkit dari perlambatan komoditas dan defisit infrastruktur.
Apalagi dengan suku bunga global yang rendah saat ini, menyebabkan hasil produksi (yield) Indonesia menarik bagi pasar global, sehingga memastikan arus masuk para investor ke pasar modal tanah air secara berkesinambungan, dan pada akhirnya mendukung rupiah. Momentum yang terus membaik ini diperkirakan yang membuat ekonomi Indonesia ungguli kedua negara asia tersebut.
“Kementrian Keuangan Indonesia menunjukan kehati-hatian pada fiskal dan mengejar agenda reformasi makro struktural yang mengesankan. Ditambah ada optimisme terkait potensi untuk meningkatkan efisiensi pengumpulan pajak dengan kebijakan administrasi pajak, sementara dana repatriasi dalam program amnesti pajak akan melebihi ekspetasi untuk mengisi kesenjangan anggaran,” kata Baig di Jakarta, Kamis, 3 November 2016.
Ia sendiri menilai momentum pertumbuhan di Indonesia sedang membaik dibanding 12 bulan yang lalu. Pada bulan Agustus, impor tahunan non-minyak berubah positif untuk pertama kalinya dalam dua tahun terakhir dan produksi meningkat.
Dengan perkiraan tingkat inflasi akan tetap dibawah 3-5% dari kisaran target, pihaknya pun memprediksi bank sentral Indonesia punya ruang gerak untuk memangkas suku bunga satu kali.
Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) sendiri sebelumnya sempat mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi dalam negri pada triwulaln kedua 2016 mencapai 5,18% secara years on years (yoy).
Pertumbuhan tersebut lebih tingi dibandingkan dengan triwulan pertama 2016 yang sebesar 4,92%, sekaligus lebih tinggi ketimbang triwulan dua 2015 yang hanya 4,66%. Secara kumulatif semmester pertamma 2016 pertumbuhan ekonomi domestik tercatat sebesar 5,04% yoy. (*) Dwitya Putra. (Baca juga : Ekonomi Indonesia Paling Oke se-Asia)
Jakarta - PT Pertamina Hulu Energi Offshore South East Sumatera (PHE OSES) resmi menyalurkan gas bumi ke… Read More
Jakarta - PT PLN (Persero) meluncurkan program Gerakan Tertib Arsip (GEMAR) dan aplikasi New E-Arsip… Read More
Jakarta - Demi meningkatkan kinerja keselamatan dan integritas aset, Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa dan PT Badak… Read More
Jakarta - Penyelenggara inovasi teknologi sektor keuangan (ITSK) harus melewati regulatory sandbox milik Otoritas Jasa… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut bersedia mendukung target pertumbuhan ekonomi 8 persen Presiden… Read More
Jakarta - Saat ini, secara rata-rata masa tunggu untuk melaksanakan ibadah haji di Indonesia bisa… Read More