Categories: Market Update

BEI Terus Berburu Pelaku Short Selling

BEI mengklaim adanya tindakan penghentian transaksi short selling. Kinerja indeks pasar modal Indonesia mulai membaik beberapa hari terakhir. Dwitya Putra

Jakarta–Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah mencari tahu siapa saja pelaku Anggota Bursa (AB) yang melakukan short selling.

Langkah itu dilakukan bursa hingga menjajaki kustodian global yang terdaftar di Singapura dan Amerika Serikat (AS).

“Kita terus tindak lanjuti kecurigaan terhadap broker yang lakukan transaksi short selling, kita selidiki kustodian Global, ada Singapura, Amerika Serikat dan di seluruh dunia,” kata Direktur Utama BEI Tito Sulistio tadi malam di Gedung BEI, Jakarta.

Ia mengklaim dengan adanya tindakan penghentian transaksi short selling. Kinerja indeks pasar modal Indonesia mulai membaik beberapa hari terakhir.

‎Sebelum adanya surat edaran terkait short selling, banyak investor yang berebutan menjual saham. Pada akhirnya pasar indeks turun tajam. Begitu pula di hari pertama surat edaran itu telah diterbitkan, masih ada saja investor yang ingin melakukan short selling.

“Bayangkan saja ada 14 ribu order kena Auto Rejection. Jumlah itu setara 3% dari total order yang masuk pada hari itu,” jelas dia.

‎Sperti diketahui, BEI sebelumnya mengaku telah memeriksa anggota bursa (AB) yang diindikasikan melakukan short selling.

Tito menjelaskan, sebanyak lima sampai enam anggota bursa ini diduga melakukan short shelling. Jika memang benar, BEI segera memberikan sanksi terhadap anggota bursa tersebut.

Karena pada 24 Agustus lalu BEI telah menyampaikan  surat penegasan kepada seluruh anggota bursa (AB) bahwa mereka tidak diperkenankan melakukan transaksi short selling.

Sekedar informasi, transaksi short selling adalah salah satu strategi para pelaku pasar untuk mendapatkan keuntungan dengan risiko yang terbilang cukup tinggi.

Pelaku short selling menjual saham yang dipinjamkan dengan harga tinggi dan mengembalikannya dengan membeli saham yang harganya lebih rendah.

Short selling sangat bertentangan dengan investor dan emiten pada umumnya yang menginginkan harga sahamnya naik terus.

Pelaku short selling biasanya mendapatkan pinjaman saham dari perusahaan efek atau perorangan yang disebut dengan pialang.

Perusahaan efek mendapatkan cadangan saham dari berbagai sumber untuk dipinjamkan ke pelaku short selling. (*)

Paulus Yoga

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

6 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

7 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

10 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

10 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

11 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

13 hours ago