Jakarta – Dalam mendukung implementasi environment, social, governance (ESG), Bursa Efek Indonesia (BEI) berinisiatif melalui lima kategori program untuk menuju pada sistem keuangan yang berkelanjutan dan inklusif.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, mengatakan bahwa dalam hal tersebut perlu melibatkan pemangku kepentingan baik pasar maupun produk dalam menyediakan infrastruktur untuk menerapkan keuangan berkelanjutan.
“Saya ingin menekankan bagian ini bahwa BEI menyediakan daftar dan inkubator usaha kecil menengah (UKM), serta menawarkan asisten untuk startup dan UKM dengan pertumbuhan tinggi, agar lebih berkelanjutan dengan program inkubasi,” ucap I Gede Nyoman Yetna dalam Mandiri Sustainability Day, 2 November 2022.
Aksi BEI dalam mendukung ESG nantinya akan melalui penerbitan produk dan infrastruktur hijau, serta berencana untuk mengembangkan sistem perdagangan karbon. Kemudian, hal tersebut juga bertujuan untuk mempercepat persiapan initial public offering (IPO).
Kategori lainnya adalah dalam praktik internal, BEI mengimplementasikan beberapa isu untuk memastikan penerapan perusahaan good corporate governance (GCG) berstandar global, serta memberikan akses informasi bagi investor melalui pengembangan platform informasi untuk mempromosikan proses distribusi yang lebih efisien dan efektif bersama dengan informasi yang tepat waktu dan dapat diandalkan untuk publik.
Sejak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan POJK No.60 Tahun 2017 tentang obligasi hijau telah terdapat tiga perusahaan yang telah terdaftar hingga 2022, yaitu PT Sarana Multi Infrastruktur pada 2018, serta pada 2022 PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk dan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk turut terdaftar.
“Jarak waktu antara green bond pertama lahir dan yang kedua dan ketiga membutuhkan waktu yang cukup lama. Untuk itu regulator Indonesia telah mengevaluasi kondisi ini dan berusaha mencari solusi untuk mendukung isu dan produk terkait ESG di pasar modal Indonesia sebagai bagian dari inisiatif regulator untuk mendukung penerbit Green Bond, baik OJK maupun BEI memberikan insentif bagi emiten,” imbuhnya.
Adapun, inisiatif yang akan dilakukan BEI adalah mendukung sistem pengembangan perdagangan karbon yang akan dimulai pada tahun 2023 dan BEI juga berencana untuk menempatkan informasi tentang penilaian ESG di situs web BEI.
“Dan semoga website ini bisa diakses mulai tahun ini. Kemudian untuk mengikuti perkembangan emiten ESG terbaru, BEI akan terus melakukan profilisasi peningkatan kapasitas bagi para pemangku kepentingan melalui showcase dan pameran ESG,” tutupnya. (*) Khoirifa
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pengeluaran riil rata-rata per kapita masyarakat Indonesia sebesar Rp12,34 juta… Read More
Jakarta - Bank DBS Indonesia mencatatkan penurunan laba di September 2024 (triwulan III 2024). Laba… Read More
Jakarta - Melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat, 15 November 2024,… Read More
Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, 15 November 2024, masih ditutup… Read More
Jakarta - PT Prudential Life Assurance atau Prudential Indonesia mencatat kinerja positif sepanjang kuartal III-2024.… Read More
Jakarta - Di era digital, keinginan untuk mencapai kebebasan finansial pada usia muda semakin kuat,… Read More