Bali–Direktur Utama BEI, Tito Sulistio, mengatakan akses Usaha Kecil Menengah (UKM) atau Small Medium Enterprises (SME) untuk dapat masuk ke pasar modal menjadi isu penting di tingkat global saat ini, terutama di Negara berkembang.
”Ada satu hal menarik yang selalu saya cari: keberpihakan. Bicara insentif. Bagaimana insentif untuk investornya dan calon emiten (UKM)nya supaya costnya tidak mahal,” kata Tito di Nusa Dua Bali, Jumat, 22 Januari 2016.
BEI sendiri lanjut Tito sedang menyusun teknis dan regulasi bersama OJK agar SME benar-benar bisa meraih pendanaan dari pasar modal dan sahamnya tercatat di bursa.
Sebelum itu terealisasi, perlu dipastikan bahwa sahamnya kelak akan diserap investor dan likuid (mudah ditransaksikan).
”Yang penting adalah membuat suatu peraturan dan infrastruktur yang bisa membuat likuiditas naik, membuat dealer driven, dan market maker,” terangnya.
Ada dua model yang memungkinkan dipilih yaitu membuat bursa khusus untuk saham SME atau menyediakan papan khusus saham SME di luar dari papan utama dan papan pengembangan yang sudah ada saat ini.
Hanya untuk membuat bursa khusus biayanya dirasa terlalu tinggi dan sempat ada institusi sejenis yaitu bursa Pararel pada masa lalu. (*) Dwitya Putra
Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More
Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More
Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More