Jakarta–PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengaku terus berkordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mendorong perusahaan berbasis Usaha Kecil Menengah (UKM) bisa melakukan pencatatan saham perdana atau go public (IPO).
BEI dan OJK kini tengah menyiapkan regulasi khusus untuk merealisasikan langkah tersebut.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat menyebutkan, perusahaan berskala UKM sangat memerlukan mekanisme khusus, dan mereka tidak bisa disamakan dengan emiten yang besar. Langkah itu demi menjamin perusahaan UKM yang memiliki modal kecil, tapi bisa dilirik oleh banyak pelaku pasar (investor).
“Harapannya bisa difasilitasi, saat ini kami sedang mencari mekanisme untuk itu, apakah jadi IPO (initial public offering) atau semi IPO. Jadi diperdagangkan di bursa tapi hanya saja tidak ditujukan ke semua investor, hanya untuk investor-investor yang strategis,” kata Samsul, di Gedung BEI, Jakarta, Senin, 21 Maret 2016.
Pada saat ini IPO UKM, menurut Samsul, masih mengalami banyak kendala. Salah satunya, banyak pengusaha mikro yang ingin memperoleh dana segar dari bursa, tapi mereka tidak memenuhi persyaratan modal yang sudah ditetapkan.
“Aturan ini sebenarnya sudah ada, tapi ada perusahaan yang tidak masuk. Jadi masih ada perusahaan yang di bawah UKM harus bisa masuk, tapi tidak sesuai. Ini bisnis modelnya sedang disusun mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa terselesaikan,” tutup Samsul.
Sekedar informasi, OJK sendiri kini memiliki rasa optimistis aturan untuk mendorong Usaha Kecil Menengah (UKM) melantai di pasar modal akan selesai di tahun ini.
“Itu masuk di dalam upaya atau paling tidak program OJK 2016. Tapi, apa semester I atau II kita lihat perkembangannya,” ujar Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida.
Kendati demikian, Nurhaida memiliki kekhawatiran tersendiri jika UKM telah melantai di pasar modal namun tidak ada transaksinya. Hal itu akan menyebabkan pasar modal untuk UKM tidak menarik. Karenanya, OJK akan menyiapkan aturan serinci mungkin agar papan UKM di bursa tetap menarik. (*) Dwitya Putra
Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More
Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More
Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More
Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More
Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More
Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More