Sementara itu, analis PT First Asia Capital, David Nathanael Sutyanto menambahkan, guna menghindari penurunan kapitalisasi pasar, emiten baru mesti lebih interaktif terhadap investor dan berupaya melakukan aksi korporasi lanjutan.
“Perseroan yang telah listed, tidak selesai samapi di situ saja, mereka harus lebih rajin menginformasikan langkah-langkah perseroan ke depan,” jelas David.
David menegaskan, penurunan kapitalisasi pasar perusahaan tercatat akan merugikan investor maupun perseroan itu sendiri, karena nilai perusahaan juga mengalami penurunan. “Bagi perusahaan itu, penurunan kapitalisasi pasar juga menurunkan nilai perusahaan,” paparnya.
Sebagaimana diketahui, dari 16 emiten baru di 2017, tujuh diantaranya mengalami penurunan kapitalisasi pasar, yakni MIKA menurun menjadi Rp28,5 triliun dari Rp30,8 triliun, DMAS menjadi Rp9,59 triliun dari Rp10,5 triliun dan MMLP menurun menjadi Rp3,3 triliun dari Rp5 triliun.
Selanjutnya, kapitalisasi pasar ATIC juga menurun menjadi Rp1,34 triliun dari Rp1,359 triliun, BIKA menjadi Rp235 miliar dari Rp888 miliar, DPUM menjadi Rp1,5 triliun dari Rp3,4 triliun dan KINO menurun menjadi Rp3,1 triliun dari Rp5,4 triliun. (*)
Editor: Paulus Yoga
Page: 1 2
Poin Penting Tri Pakarta merelokasi Kantor Cabang Pondok Indah ke Ruko Botany Hills, Fatmawati City,… Read More
Jakarta - Bank Mandiri terus memperkuat dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah dengan menghadirkan Livin’ Fest… Read More
Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More
Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More
Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More
Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More