Jakarta – Instrumen investasi di pasar modal banyak macamnya, sebut saja reksa dana, obligasi, dan juga saham. Dari instrumen tersebut, saham merupakan instrumen investasi paling besar resikonya.
Kendati demikian saham juga menjadi satu-satunya instrumen yang memiliki potensi imbal hasil atau return yang paling besar dibanding jenis instrumen lainnya di pasar modal.
Untuk menjadi calon investor di pasar saham tentu banyak hal yang harus diperhatikan. Jika tidak, bukan untung yang didapat, melainkan kerugian.
Hal-hal yang harus dilakukan untuk menjajal intrumen investasi saham sebagai berikut:
1. Pahami cara berinvestasi di saham
Sebelum berinvestasi saham, ada baiknya calon investor memahami dulu cara membeli saham di pasar modal. Mulai dari membuka rekening saham yakni di perusahaan sekuritas hingga bagaimana melakukan proses transaksi jual beli saham. Pastikan perusahaan sekuritas yang dipilih terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
2. Konsultasi sebelum membeli saham
Karena termasuk sebagai investor pemula, ada baiknya investor melakukan konsultasi sebelum melakukan pembelian. Aktiflah bertanya dan mempelajari saham-saham perusahaan yang memiliki prospek bagus untuk investasi.
Biasanya broker atau perusahaan sekuritas akan mengirim rekomendasi atau seputar pemberitaan kinerja maupun kegiatan oprasional emiten lewat pesan email kepada nasabahnya. Karena saat investor mendaftar sebagai nasabah di perusahaan sekuritas, nasabah diharuskan mengisi data, diantaranya email.
3. Pahami profil resiko diri sendiri.
Tingkat fluktuatuf saham sangat tinggi, sehingga tidak heran harga saham kadang-kadang bisa naik dan turun dengan cepat. Karena tidak ada orang yang bisa memastikan dengan benar-benar pasti saham yang akan dibeli akan melonjak secara signifikan.
Untuk itu jika anda masuk dalam kategori profil yang bukan agresif atau investor jangka panjang, jangan kaget dan panik ketika harga saham yang dibeli turun dan buru-buru menjualnya. Karena pada dasarnya saham bergerak naik dan turun.
Disarankan saham yang dibeli merupakan saham perusahaan yang benar-benar punya fundamental sangat baik atau selalu menghasilkan laba setiap tahunnya. Dengan begitu investor bisa punya peluang besar mendapatkan dividen atau laba perusahaan sesuai jumlah saham yang dibeli.
4. Hindari Membeli Satu Jenis Saham
Hindari menanamkan dana hanya pada salah satu jenis saham tertentu, untuk mengantisipasi berbagai faktor eksternal dan internal yang akan menyebabkan harga saham yang dibeli mengalami penurunan. Menanamkan seluruh dana Anda pada satu saham saja, berisiko rugi lebih besar ketimbang membagi-bagi dana investasi untuk membeli 2 atau 3 jenis saham.
Artinya jika salah satu saham yang dibeli mengalami kerugian, investor masih berpeluang untuk meraup untung dari saham-saham lain yang dibeli.
5. Pintar membagi dana untuk alokasi investasi
Disarankan investor tidak berlebihan atau mengalokasikan seluruh penghasilan gaji atau pendapatan untuk sebuah investasi, apalagi di saham. Investor harus pintar-pintar membagi alokasi dana investasi agar tidak mengganggu keuangan pribadi. (*)
Jakarta - Presiden Direktur Sompo Insurance, Eric Nemitz, menyoroti pentingnya penerapan asuransi wajib pihak ketiga… Read More
Senior Vice President Corporate Banking Group BCA Yayi Mustika P tengah memberikan sambutan disela acara… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat sejumlah pencapaian strategis sepanjang 2024 melalui berbagai… Read More
Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengapresiasi kesiapan PLN dalam… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan telah melaporkan hingga 20 Desember 2024, Indonesia Anti-Scam… Read More
Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) membidik penambahan sebanyak dua juta investor di pasar… Read More