Begini Strategi Emiten Sawit Austindo Genjot Kinerja hingga Akhir 2024

Belitung – Pada semester I 2024 PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) mencatatkan rugi bersih sebanyak USD4,7 juta. Penurunan tersebut disebabkan oleh adanya tantangan dari sisi cuaca dan supply buah dari luar pabrik kelapa sawit (PKS).

Melihat hal tersebut, Direktur Teknik dan Keamanan ANJT, Muhammad Fitriyansyah menyebutkan pihaknya telah melakukan beberapa strategi sebagai upaya untuk mendorong kinerja positif hingga akhir 2024.

Salah satu strategi yang dilakukan untuk menghadapi tantangan musim kemarau yang berkepanjangan, yakni ANJT membuat waduk yang digunakan untuk menampung kebutuhan air selama 3-5 bulan.

Baca juga: Pendapatan Emiten Sawit Austindo Turun 6,1 Persen di Semester I 2024, Ini Penyebabnya

“Waduk itu biasanya kita tampung untuk sampai bisa kebutuhan tiga sampai lima bulan, tapi dibagi-bagikan seperti itu. Terus kedua waduk itu tidak hanya buat water management irigasi kebutuhan tapi juga untuk infrastruktur pencegahan kebakaran,” ucap Fitriyansyah usai Diskusi Kontribusi Sawit untuk APBN dan Perekonomian di Belitung, 27 Agustus 2024.

Selanjutnya, ia menjelaskan strategi untuk menghadapi tantangan operasional kebun dalam mengusir hama dan penggunaan pestisida yang perlu dikurangi porsi kegunaannya.

“Kalau di kita itu selalu memakai usahakan sedikit mungkin yang cara dengan kimia ya. Ada beberapa tempat kita pakai burung hantu untuk tikus, ya. Terus ada lagi kita pakai tanaman untuk beneficial plant dan sebagainya. Itu (strategi) kalau dari segi perkebunan ya,” imbuhnya.

Adapun dari sisi supply ANJT menghadapi tantangan yang disebabkan oleh supply buah dari luar pabrik kelapa sawit (PKS) tanpa adanya perkebunan. Dampaknya cukup signifikan mengurangi jumlah supply ANJT hingga 30 persen. Dengan keadaan tersebut, Perseroan telah menetapkan fixed cost atau biaya tetap agar supply buah tidak semakin tergerus.

Baca juga: Hingga Mei 2024, Industri Sawit Sumbang Devisa Negara USD9,78 Miliar

“Produksi di paruh kedua biasanya bakal naik dari 65 persen, tetapi dengan catatan mudah-mudahan musim kering ini nggak terlalu panjang,” ujar Fitriyansyah.

Sebagai informasi, ANJT masih mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 6,1 persen di semester I 2024 menjadi USD108,3 juta dibandingkan tahun sebelumnya.

Sedangkan secara keseluruhan ANJT telah memproses total 606.508 mt TBS di pabrik untuk menghasilkan minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) sebesar 121.750 mt pada semester I 2024. (*)

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Jasa Marga Catat 1,5 Juta Kendaraan Tinggalkan Jabotabek hingga H+1 Natal 2025

Poin Penting 1,56 juta kendaraan meninggalkan Jabotabek selama H-7 hingga H+1 Natal 2025, naik 16,21… Read More

3 hours ago

Daftar Lengkap UMP 2026 di 36 Provinsi, Siapa Paling Tinggi?

Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More

8 hours ago

UMP 2026 Diprotes Buruh, Begini Tanggapan Menko Airlangga

Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More

9 hours ago

Aliran Modal Asing Rp3,98 Triliun Masuk ke Pasar Keuangan RI

Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More

10 hours ago

Harga Emas Antam, Galeri24, dan UBS Hari Ini Kompak Naik, Cek Rinciannya

Poin Penting Harga emas Galeri24, UBS, dan Antam kompak naik pada perdagangan Sabtu, 27 Desember… Read More

10 hours ago

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

1 day ago