Direktur BCA Syariah, Pranata (foto: M.Ibrahim)
Poin Penting
Jakarta – PT Bank BCA Syariah (BCA Syariah) merespons langkah Kementerian Keuangan mengucurkan dana likuiditas senilai Rp200 triliun kepada bank negara atau Himbara.
Direktur BCA Syariah Pranata mengatakan, meski tak mendapat kucuran dana segar tersebut dari pemerintah, namun diharapkan bisa memberikan efek berganda terhadap bank-bank syariah, khususnya dalam menekan beban biaya dana (cost of fund).
“Karena kita kan nggak ada yang direct langsung masuk ke kita. Tapi kita pun juga kalau ngobrol-ngobrol dengan teman-teman sesama Asbisindo, yang kita harapkan dengan kucuran dana tersebut akan menekan biaya dana yang kita keluarkan sekarang,” ujarnya, di Jakarta, Kamis, 25 September 2025.
Baca juga : Laba BCA Syariah Rp100 Miliar di Semester I 2025, Tumbuh 12 Persen
Pasalnya, meski Bank Indonesia (BI) telah beberapa kali memangkas suku bunga acuan atau BI Rate, namun biaya dana di masyarakat belum terlihat.
“Nah itulah harapan kami (tekan biaya dana),” jelas Ata sapaan akrab Pranata.
Menurut hitung-hitungannya, penempatan dana Rp200 triliun itu bisa menurunkan rasio FDR (Financing to Deposit Ratio) dari 86 persen menjadi 84 persen. Kondisi ini bakal memberikan kelonggaran likuiditas bagi perbankan.
“Jadi kisarannya mungkin hampir 2 persen turun dengan adanya Rp200 triliun itu,” kata Ata.
Baca juga : Investasi Syariah Global Makin Mudah, BCA dan BNP Paribas AM Rilis Produk Baru
Meski begitu, kebijakan tersebut perlu diiringi dengan kenaikan permintaan pembiayaan. Sebab, bila permintaan pembiayaan stagnan, bank juga akan kesulitan untuk menyalurkan pembiayaan tersebut
“Demand-nya juga harus naik. Karena kalau demand-nya nggak diiringi dengan kenaikan, ini mau dikemanakan kan bingung.
Dirinya berharap, dalam waktu dekat ini biaya deposito khususnya biaya dana ini bisa turun meski tak menyebut target penurunan jumlahnya. (*)
Editor: Galih Pratama
Poin Penting PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menekankan kolaborasi lintas sektor (pemerintah, dunia usaha, investor,… Read More
Poin Penting PT Phapros Tbk (PEHA) mencetak laba bersih Rp7,7 miliar per September 2025, berbalik… Read More
Poin Penting Unilever Indonesia membagikan dividen interim 2025 sebesar Rp3,30 triliun atau Rp87 per saham,… Read More
Poin Penting IFAC menekankan pentingnya kolaborasi regional untuk memperkuat profesi akuntansi di Asia Pasifik, termasuk… Read More
Poin Penting BAKN DPR RI mendorong peninjauan ulang aturan KUR, khususnya agar ASN golongan rendah… Read More
Poin Penting IHSG menguat ke 8.655,97 dan sempat mencetak ATH baru di level 8.689, didorong… Read More