Begini Prediksi Mirae Asset Soal Fenomena Window Dressing

Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat menyentuh level tertingginya atau All Time High (ATH) di posisi 7.905,39 pada penutupan perdagangan Kamis, 19 September 2024.

Melihat keadaan tersebut, Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Martha Christina, mengatakan bahwa, potensi fenomena window dressing untuk saat ini belum akan terlalu banyak, karena IHSG masih bergerak kencang dalam dua bulan terakhir.

“Jadi kalau kita lihat potensi window dressing, kalau dalam dua bulan ini (IHSG) masih kencang, mungkin window dressing-nya enggak akan terlalu banyak ya, karena kan memang kenaikannya juga sudah cukup besar gitu ya,” ucap Martha kepada media dikutip, 26 September 2024.

Baca juga: BI Rate Turun, BEI Harap Nilai Transaksi di Pasar Modal Naik

Martha menjelaskan, potensi window dressing perlu dilihat kembali perkembangannya dalam 2-3 bulan ke depan. Pasalnya, terdapat beberapa sentimen yang dapat memengaruhi gerak IHSG, antara lain, transisi pemerintahan baru, pemilihan kepala daerah (pilkada), dan juga pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS).

“Kalau memang market itu bergejolak di sana (AS), window dressing potensinya ada, tapi kalau misalnya itu lancar, dan biasanya kalau politik itu enggak terlalu banyak, misalnya ada guncangan, tapi enggak terlalu lama, jadi ya market itu konsisten, di level IHSG-nya konsisten, di level yang tinggi gitu ya, window dressing-nya mungkin enggak akan terlalu besar, seperti itu,” imbuhnya.

Adapun, Mirae Asset Sekuritas telah menargetkan IHSG akan mencapai level 7.915 hingga akhir tahun 2024 yang didukung oleh sejumlah faktor positif dari global maupun domestik.

Target tersebut didukung oleh Bank Indonesia (BI) yang telah memangkas suku bunga sebanyak 25 bps menjadi 6,00 persen dari posisi sebelumnya 6,25 persen pada pertemuan Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI bulan September.

Baca juga: BI dan The Fed Kompak Pangkas Suku Bunga, Begini Efeknya ke Performa Pasar Modal RI

“Kalau pemangkasan suku bunga, kita masih targetkan sekali lagi pemangkasan di kuartal yang terakhir, 25 basis poin, jadi akhirnya nanti di 5,75 persen untuk BI Rate, kalau misalnya untuk The Fed, itu kemarin 50 basis poin, nanti kemudian di bulan November sekali, Desember sekali, 25-25 bps jadi totalnya nanti dipangkas 100 basis poin sampai akhir tahun,” ujar Martha.

Di mana, Martha telah merekomendasikan beberapa sektor yang bergerak positif usai suku bunga acuan dipangkas, antara lain, sektor perbankan, sektor consumer goods, sektor telekomunikasi, hingga properti. (*)

Editor: Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Jasa Armada Indonesia (IPCM) Bagikan Dividen Interim Rp23,25 Miliar, Catat Tanggalnya!

Poin Penting IPCM bagikan dividen interim tahun buku 2025 sebesar Rp4,40 per saham atau total… Read More

14 mins ago

Transfer ke Daerah Capai Rp795,6 T hingga November 2025, Turun 0,3 Persen

Poin Penting TKD hingga November 2025 terealisasi Rp795,6 triliun atau 91,5 persen dari pagu APBN,… Read More

40 mins ago

RUPSLB Geoprima Solusi (GPSO) Setujui Susunan Baru Direksi, Komisaris, dan Remunerasi

Poin Penting RUPSLB GPSO menyetujui perubahan susunan direksi dan dewan komisaris, termasuk pengunduran diri empat… Read More

1 hour ago

Sepak Terjang Zulkifli Zaini yang Diangkat Jadi Komut Bank Mandiri

Poin Penting RUPSLB Bank Mandiri pada 19 Desember 2025 resmi mengangkat Zulkifli Zaini sebagai Komisaris… Read More

1 hour ago

RUPSLB Bank Mandiri Rombak Komisaris, Ini Susunan Lengkapnya

Poin Penting RUPSLB Bank Mandiri (BMRI) 19 Desember 2025 memutuskan perombakan jajaran dewan komisaris, sementara… Read More

2 hours ago

Pemerintah Kucurkan Rp268 Miliar untuk Pulihkan Daerah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Pemerintah menyalurkan Rp268 miliar ke Aceh, Sumut, dan Sumbar untuk 3 provinsi dan… Read More

6 hours ago