Jakarta – Klaim dibayar dari lini bisnis asuransi kredit secara industri mengalami kenaikan 47,7% (year on year/yoy) menjadi Rp1,91 triliun pada kuartal I 2022. Dengan ketidakpastian ekonomi yang masih berlangsung, industri asuransi umum perlu mewaspadai potensi kenaikan klaim asuransi kredit ke depannya.
Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), Hastanto Sri Margi Widodo mengungkapkan, industri asuransi umum memiliki sedikit persoalan di lini bisnis asuransi kredit yang banyak di cover perusahaan asuransi umum.
“AAUI sudah melakukan eskalasi terkait ini sejak bulan November 2020 pada CEO gathering, jadi kami kumpulkan seluruh CEO perusahaan asuransi dan direksi beserta komisaris dan kita tunjukan modeling analysis kita sebelum klaim rasio yang anda bilang rendah gak serendah kalau secara modelingnya bisa kita lihat,” katanya, dalam High Level Forum: Membangun Industri Keuangan Non-Bank yang Sehat ‘Tata Kelola & Risk Management Sektor Pembiayaan & Asuransi di Tengah Ancaman Inflasi’, yang digelar Infobank di Bali Room, Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Kamis, 28 Juli 2022.
Widodo mengatakan, AAUI banyak sekali melakukan simulasi dan modeling untuk mengantisipasi potensi kenaikan klaim asuransi kredit. “Tentunya liabilities yang tadinya kita lihat membesar, kenapa itu membesar karena memang kalau kita lihat NPL masih di 3,2% gross. Asuransi kredit kita tumbuh sebelumnya price di angka NPL 2%,” ujarnya.
Artinya, lanjur Widodo, saat terjadi kenaikan NPL dibebankan atau NPF di multifinance seharusnya kembali melihat kembali pada kecukupan premi yang belum merupakan pendapatan.
“Kami dari asosiasi bersama dengan OJK sudah bekerja sama dan kita lihat pada kuartal I 2021 sudah mulai ada kenaikan walaupun angkanya agak tinggi ini dengan right terms condition yang sangat-sangat baik,” ungkapnya. (*) Bagus Kasanjanu
Poin Penting PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menekankan kolaborasi lintas sektor (pemerintah, dunia usaha, investor,… Read More
Poin Penting PT Phapros Tbk (PEHA) mencetak laba bersih Rp7,7 miliar per September 2025, berbalik… Read More
Poin Penting Unilever Indonesia membagikan dividen interim 2025 sebesar Rp3,30 triliun atau Rp87 per saham,… Read More
Poin Penting IFAC menekankan pentingnya kolaborasi regional untuk memperkuat profesi akuntansi di Asia Pasifik, termasuk… Read More
Poin Penting BAKN DPR RI mendorong peninjauan ulang aturan KUR, khususnya agar ASN golongan rendah… Read More
Poin Penting IHSG menguat ke 8.655,97 dan sempat mencetak ATH baru di level 8.689, didorong… Read More