Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (BRI Agro) yang ditugaskan menjadi Digital Attacker BRI Group, terus berbenah guna menunjang transformasi digital yang dilakukan Perseroan, sehingga BRI Agro terus berinovasi pada produk layanan digital yang dimiliki oleh BRI Agro.
“Pinang merupakan pionir dari Digital Loan di Indonesia, dengan memanfaatkan teknologi face recognition, digital signature, dan plafon pinjaman yang mencapai Rp25 juta, Pinang akan masuk ke dalam ekosistem fintech untuk mengakselerasi peningkatan penetrasi di masyarakat saat persaingan industri jasa keuangan yang semakin ketat,” ucap Sigit Murtiyoso, Direktur Retail Agri dan Pendanaan BRI Agro di Jakarta, Jumat (30/4/2021).
Dia menambahkan, inovasi terbaru Pinang adalah pada Credit Scoring Engine mampu meningkatkan Approval Rate yang memungkinkan nasabah Pinang untuk mendapatkan plafon pinjaman yang lebih fleksibel. Sehingga semakin memudahkan nasabah untuk memenuhi kebutuhannya.
“Persiapan kami dalam memasuki persaingan digital sudah kami garap sejak tahun 2018, yaitu melalui produk pinjaman digital yang disebut Pinjam Tenang (Pinang),” kata Sigit lagi.
Pinang adalah pinjaman berbasis digital yang merupakan produk pinjaman berbasis aplikasi pertama di Indonesia yang dimiliki oleh Bank. Aplikasi Pinang sudah sepenuhnya digital dengan sistem verifikasi digital, digital scoringdan tanda
tangan digital. Pada tahun 2020, total pencairan Pinang mencapai sebesar Rp70,6 miliar dan telah disalurkan kepada 18.069 debitur.
Sigit mengatakan, bahwa modernisasi Pinang pada Credit Scoring Engine menghasilkan pertumbuhan yang masif. Penyaluran kredit Pinang saat ini mencapai Rp500 juta dalam satu hari. Untuk ke depannya Pinang bersama mitra strategis akan menyiapkan program menarik sehingga diharapkan tercipta Brand Engagement antara masyarakat dengan produk Pinang yang dapat memberikan keuntungan yang optimal bagi masyarakat dan BRI Agro. Menurutnya, Pinang akan diakselerasi di dalam ekosistem Fintech dan Gig economy dalam rangka menciptakan infrastruktur digital bagi pekerja di sektor Gig economy.
“Selain melakukan pengembangan produk melalui pinjaman digital, kami juga melakukan partnership dengan ekosistem yang berada di industri keuangan digital yaitu fintech. Fintech memiliki keunggulan dengan proses yang lebih cepat, lebih mudah dan serba digital. Kami dari sisi Perbankan melihat satu peluang yang baik dengan adanya kolaborasi,” terang Sigit.
Kerja sama dengan Fintech yang sudah dilakukan adalah dengan Investree, Modal Rakyat, Payfazz, TaniHub, dll akan terus dilanjutkan dengan kerjasama Fintech lainnya dalam memperkuat BRI Agro sebagai house of fintech. Sementara total disbursement melalui partnership mencapai sebesar Rp215 miliar pada tahun 2020.
“Kolaborasi ini memberikan kesempatan bagi kami untuk membuka peluang bisnis selagi kami mempersiapkan model bisnis baru. Kami juga akan memberikan dukungan layanan perbankan bagi Fintech yang telah berkerja sama dengan kami,” tutur Sigit.
“Aplikasi Pinang diharapkan dapat menjadi produk digital lending pilihan masyarakat, di antara sekian banyak produk fintech lain karena keunggulannya pada kecepatan pencairan, keamanan data konsumen, dan bebas dari biaya admin dan biaya tambahan lain,” tutup Sigit. (*)
Jakarta – Ekonom Senior Core Indonesia Hendri Saparini mengatakan masih terdapat gap yang tinggi antara kebutuhan pendanaan… Read More
Suasana saat penantanganan kerja sama Bank Mandiri dengan PT Delta Mitra Sejahtera dengan membangun 1.012… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut kinerja pasar modal Indonesia masih akan mengalami… Read More
Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyesuaikan jadwal operasional kantor cabang sepanjang periode… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (19/12) kembali ditutup merah ke… Read More
Jakarta - Senior Ekonom INDEF Tauhid Ahmad menilai, perlambatan ekonomi dua negara adidaya, yakni Amerika… Read More