Perbankan

Begini Dampak Pemutihan Kredit UMKM ke Perbankan

Jakarta – Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengungkapkan dampak dari rencana Presiden Prabowo Subianto untuk melakukan penghapusbukuan atau pemutihan kredit 6 juta pelaku UMKM.

Amin mengatakan jika kebijakan pemutihan utang itu akan disahkan melalui Peraturan Presiden (Perpres), maka terdapat dua sisi efek yang akan terjadi.

“Jika akan dijadikan Pepres, maka akan ada dua sisi efek yg mungkin terjadi,” ujar Amin saat dihubungi Infobanknews, Jumat, 25 oktober 2025.

Pertama, pemutihan kredit dapat membuka peluang bagi UMKM maupun perbankan untuk bertumbuh positif. Dengan perbaikan kondisi melalui penghapusbukuan maka UMKM yang telah di blacklist perbankan, akan bisa kembali mengakses kredit. 

“Pemutihan dan perbaikan kondisi, sehingga ke depan ada peluang untuk tumbuh lebih baik,” jelasnya.

Baca juga: Prabowo Hendak Hapus Utang Nelayan dan Petani, CSIS: Siapa yang Akan Bayar?

Kedua, diperlukan mitigasi risiko, Amin menjelaskan, adanya kebijakan tersebut dapat memunculkan pelampauan (exceed), baik dari sisi industri maupun stakeholder.

“Jika  adanya hal tersebut, muncul kemungkinan pelampauan (exceed) dari kebijakan itu sendiri, baik dari sisi industri maupun stakeholder,” ungkapnya.

Meski demikian, tambah Amin, rencana soal pemutihan kredit sudah kerap kali disampaikan oleh Presiden RI era Joko Widodo (Jokowi), Kementerian Koperasi dan UKM, maupun regulator. Namun, belum sempat terealisasi.

“Sebenarnya kan sejak era sebelumnya sudah pernah diwacanakan, bahkan sudah beberapa kali disampaikan, baik oleh RI-1, Kementerian UMKM, maupun regulator, yang sampaikan sedang disusun. Namun, belum sempat terealisasikan, karena beberapa situasi dan kondisi yang belum memungkinkan,” pungkasnya.

Sebelumnya, Direktur Keuangan & Strategi PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Ade Cahyo Nugroho mengatakan adanya rencana tersebut dapat membuka peluang nasabah baru untuk menggunakan akses pembiayaan dari perbankan.

Dia menjelaskan bahwa terdapat banyak nasabah di masa lalu yang terkena blacklist atau menjadi daftar hitam perbankan karena ketidakmampuan membayar kredit.

“Blacklist ini sifatnya selamanya, jadi saya rasa ini niat baik dari presiden baru kita untuk membuka kesempatan buat mereka punya akses ke perbankan,” ujar Ade Cahyo dalam acara Indonesia Industry Outlook, Kamis, 24 Oktober 2024.

Ade Cahyo menambahkan, tak semua nasabah di masa lalu masih memiliki rekam jejak buruk saat ini. Dia menjelaskan bank sendiri sudah memiliki mekanisme dalam menilai kemampuan bayar debitur.

Baca juga: Prabowo Bakal Putihkan Kredit Petani dan Nelayan, Begini Respons BSI dan BTN

“Kan nggak semuanya dong yang di masa lalu adalah saat ini jadi nasabah yang jelek, jadi buat bank, justru sebenarnya potensi bagus. Jadi ada certain of customer yang nggak bisa ke bank karena blacklist ini, sekarang jadi bisa. Dunia sudah berubah,” ungkapnya.

Sementara itu, SEVP Digital Business PT Bank Tabungan Negara (BTN) Thomas Wahyudi juga mengatakan hal yang sama. Menurutnya, rencana pemutihan kredit itu membuka peluang baru untuk menjangkau pasar.

“Kita melihat ini rencana yang baik untuk masyarakat, kita coba tunggu, kita lihat seperti apa. Ini membuka peluang baru untuk kita bisa tap market yang memang sebenarnya sudah ada tapi terhambat dengan beberapa hal,” jelas Thomas. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Bank Mandiri Raih 5 Penghargaan BI, Bukti Peran Strategis dalam Stabilitas Ekonomi RI

Poin Penting Bank Mandiri raih 5 penghargaan BI 2025 atas kontribusi di makroprudensial, kebijakan moneter,… Read More

45 seconds ago

Segini Kekayaan Menhut Raja Juli Antoni yang Diminta Mundur Anggota DPR

Poin Penting Menhut Raja Juli Antoni dikritik keras terkait banjir dan longsor di Sumatra, hingga… Read More

18 mins ago

DJP Tunjuk Roblox dan 4 Perusahaan Digital Jadi Pemungut PPN, Ini Rinciannya

Poin Penting Roblox resmi ditunjuk DJP sebagai pemungut PPN PMSE, bersama empat perusahaan digital lainnya.… Read More

22 mins ago

BEI Tekankan Kolaborasi dan Tanggung Jawab Bersama Bangun Masa Depan Hijau

Poin Penting PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menekankan kolaborasi lintas sektor (pemerintah, dunia usaha, investor,… Read More

1 hour ago

Balikkan Keadaan, Emiten PEHA Kantongi Laba Bersih Rp7,7 M di September 2025

Poin Penting PT Phapros Tbk (PEHA) mencetak laba bersih Rp7,7 miliar per September 2025, berbalik… Read More

2 hours ago

Unilever Bakal Tebar Dividen Interim Rp3,30 Triliun, Catat Tanggalnya!

Poin Penting Unilever Indonesia membagikan dividen interim 2025 sebesar Rp3,30 triliun atau Rp87 per saham,… Read More

2 hours ago