Moneter dan Fiskal

Beda Cara Pandang, Sejumlah Hal Gagal Disepakati di FMCBG G20

Bali – Pertemuan ketiga Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) G20 di Bali berakhir tanpa pernyataan bersama (komunike). Indonesia sebagai Presidensi G20 merilis chair’s summary (kesimpulan pimpinan). Kesimpulan tersebut berisi 14 paragraf, di mana 12 di antaranya berhasil disepakati seluruh anggota G20.

Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, dua paragraf yang tidak disepakati tersebut menjelaskan adanya perbedaan cara pandang, termasuk terkait perang Rusia-Ukraina. Ketegangan geopolitik tersebut memang menjadi salah satu tantangan G20 Presidensi Indonesia.

“Kita tahu masing-masing negara punya isu dan memiliki langkah yang belum bisa direkonsilasikan. Tapi dengan chair’s summary yang kebanyakan paragrafnya sudah disepakati, ini adalah hasil terbaik. Semua anggota dan organisasi dunia, mereka sadar bahwa dunia butuh lebih banyak kolaborasi,” jelas Menteri Keuangan Sri Mulyani di Nusa Dua, Bali.

“Saya rasa hasil utama, kita sudah bekerja sangat keras bersama-sama. Ini pencapaian. Ada kemajuan substansi, dan banyak yang sudah kita capai. Berkaitan dengan dampak perang, ekonomi global, dan juga beberapa aspek ketahanan pangan,” tambah Perry.

Baca juga : 17 Menkeu & 11 Gubernur Bank Sentral Hadir di Bali Ikuti FMCBG G20

Dalam chair’s summary yang diterbitkan, 2 paragraf yang tidak berhasil disepakati bersama adalah terkait perlambatan ekonomi global akibat dampak perang Rusia-Ukraina. Beberapa negara mengecam dan menyerukan perang segera diakhir. Sedangkan salah satu anggota menyatakan adanya sanski ekonomi menambah tantangan yang ada, termasuk gangguan rantai pasok, dan kenaikan harga komoditas yang menambah tekanan pada inflasi yang meningkat serta berkontribusi pada peningkatan kerawanan pangan.

Lalu, mayoritas anggota sepakat bahwa peningkatan kerawanan pangan dan energi yang mengkhawatirkan, dirasakan secara tidak proporsional oleh kelompok rentan. Beberapa juga menyatakan keprihatinan tentang ketersediaan pupuk yang berpotensi memperburuk krisis pangan. Anggota menegaskan komitmen untuk menggunakan semua alat kebijakan yang ada untuk mengatasi tantangan ekonomi dan keuangan saat ini, termasuk risiko kerawanan pangan.

Sementara, paragraf-paragraf yang merinci beberapa isu yang berhasil disepakati seluruh negara G20, antara lain penguatan sistem keuangan lewat pengawasan ketat terhadap aset kripto, dukungan untuk pendanaan persiapan pandemi, pembiayaan infrastruktur digital, hingga dukungan terhadap negara rentan. serta mengatasi tantangan global terkait perubahan iklim dan perlindungan lingkungan. (*) Ari Astriawan

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

15 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

16 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

16 hours ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

18 hours ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

18 hours ago

Update Harga Emas Hari Ini: Galeri24 dan UBS Kompak Merosot, Antam Naik

Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More

21 hours ago