Perbankan

Beban Bunga Bengkak, Laba MNC Bank Turun 14,66 Persen jadi Rp49,47 M di September 2024

Jakarta – Bank MNC Internasional (MNC Bank) melaporkan kinerja keuangan per September 2024 dengan penurunan laba bersih yang signifikan. Bank yang dipimpin Rita Montagna Siahaan sebagai presiden direktur ini mencatatkan penurunan laba bersih 14,66 persen year on year (yoy) dari Rp57,97 miliar di September 2023 menjadi Rp49,47 miliar di September 2024.

Mengutip laporan keuangan publikasi per September 2024 pada Senin, 4 November 2024, penurunan laba MNC Bank terjadi di tengah peningkatan pendapatan bunga yang tumbuh moderat 5,53 persen, dari Rp975,79 miliar pada September 2023 menjadi Rp1,03 triliun pada September 2024.

Meskipun pendapatan bunga meningkat, kenaikan beban bunga yang lebih tinggi menjadi tantangan bagi MNC Bank. Beban bunga bank ini naik tajam 24,05 persen dari Rp492,84 miliar menjadi Rp611,36 miliar.

Naiknya beban bunga menggerus pendapatan bunga bersih yang pada akhirnya terkoreksi 13,38 persen menjadi Rp418,35 miliar dari Rp482,95 miliar. Akibatnya, net interest margin (NIM) bank milik konglomerat Harry Tanoesoedibjo ini susut dari 4,31 persen menjadi 3,45 persen, yang mencerminkan tekanan pada profitabilitas dari bisnis inti bank.

Baca juga: Fungsi Intermediasi Bank Mayapada Tetap Kuat di Triwulan III 2024

Dari sisi operasional, MNC Bank berhasil menurunkan beban operasional lainnya 9,17 persen, dari Rp401,39 miliar pada September 2023 menjadi Rp364,59 miliar pada September 2024. Penurunan ini menunjukkan upaya efisiensi yang dilakukan manajemen untuk menjaga stabilitas biaya operasional di tengah tekanan pada pendapatan bersih.

Dalam hal aset dan kewajiban, total aset MNC Bank tumbuh 11,26 persen yoy, menjadi Rp19,31 triliun di September 2024. Peningkatan aset ini diiringi dengan kenaikan dana pihak ketiga (DPK) 12,18 persen, menjadi Rp13,98 triliun. Kenaikan DPK ditopang oleh deposito yang tumbuh 20,65% atau menjadi Rp11,16 triliun.

Di lain sisi, MNC Bank berhasil menggenjot penyaluran kredit sehingga tumbuh 8,04 persen di September 2024 atau menjadi Rp10,85 triliun dari Rp10,04 triliun di September 2023. Hanya saja, peningkatan kredit ini diikuti dengan penurunan kualitas kredit.

Tercatat, rasio kredit bermasalah (NPL) gross mengalami kenaikan dari 3,98 persen menjadi 4,69 persen, sementara NPL net meningkat dari 2,59 persen menjadi 3,32 persen. Kenaikan NPL ini mencerminkan tantangan dalam menjaga kualitas kredit di tengah tekanan ekonomi yang memengaruhi kemampuan bayar debitur.

Adapun rasio keuangan lainnya, seperti loan to deposit ratio (LDR), berada di level 77,59 persen, sedikit menurun dibandingkan dengan 80,56 persen pada tahun sebelumnya. Angka LDR ini tetap berada di rentang aman 78-92 persen, yang menunjukkan bahwa MNC Bank memiliki likuiditas yang cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dan penyaluran kredit.

Sementara, modal inti MNC Bank turun dari Rp3,33 triliun menjadi Rp3,21 triliun, Hal ini pun berpengaruh pada rasio kecukupan modal (CAR). CAR bank ini tercatat turun dari 31,55 persen menjadi 27,55 persen di September 2024.

Baca juga: Top! Laba Bank Ganesha Melonjak 103,93 Persen di September 2024 jadi Rp132,61 Miliar

Secara keseluruhan, meskipun MNC Bank menunjukkan pertumbuhan aset dan DPK yang positif, tapi peningkatan beban bunga dan tekanan pada kualitas kredit menjadi tantangan utama yang memengaruhi profitabilitas bank.

Penurunan laba bersih dan pendapatan bunga bersih mencerminkan perlunya strategi yang lebih solid dalam pengelolaan beban dan peningkatan efisiensi operasional. Rasio BOPO (beban operasional terhadap pendapatan operasional) yang naik dari 92,36 persen di September 2023 menjadi 95,20 persen di September 2024 juga menegaskan bahwa MNC Bank perlu memperkuat efisiensi untuk menstabilkan kinerjanya ke depan. (*) Ari Nugroho

Galih Pratama

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

2 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

2 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

4 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

5 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

5 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

6 hours ago