Moneter dan Fiskal

Bea Cukai dan Polri Gagalkan Ekspor Ilegal Turunan CPO Senilai Rp28,7 Miliar

Poin Penting

  • Operasi gabungan Kemenkeu, Bea Cukai, Ditjen Pajak, dan Satgassus Polri mengungkap dugaan pelanggaran ekspor produk turunan CPO oleh PT MMS di Pelabuhan Tanjung Priok.
  • Nilai dugaan ekspor produk turunan CPO tersebut diperkirakan mencapai Rp28,7 miliar.
  • Modus yang digunakan adalah dengan memnberitahukan bahwa barang sebagai Fatty Matter agar bebas bea keluar dan lartas.

Jakarta – Operasi Gabungan Kementerian Keuangan, Direktorat Bea Cukai, Direktorat Jenderal Pajak, dan Satgassus Polri mengungkap kasus dugaan pelanggaran ekspor produk turunan CPO yang telah merugikan negara yang diperkirakan mencapai Rp28,7 miliar.

Direktur Jenderal Bea dan Cukai Djaka Budi Utama mengatakan dugaan pelanggaran tersebut dilakukan oleh PT MMS di Pelabuhan Tanjung Priok. Aksi penengahan dilakukan pada 20-25 Oktober 2025, di mana barang tersebut diberitahukan sebagai Fatty Matter atau kategori yang tidak dikenakan bea keluar dan tidak termasuk larangan pembatasan ekspor (lartas).

Djaka mengungkapkan terdapat sebanyak 87 kontainer dengan berat bersih sekitar 1.802 ton atau senilai Rp28,7 miliar.

Baca juga: BPS: Ekspor RI Naik 8,14 Persen pada Periode Januari-September 2025

“Hasil pemeriksaan Laboratorium Bea cukai dan Institut Pertanian Bogor yang disaksikan oleh Satgasus Porli menunjukkan bahwa barang tersebut mengandung produk turunan CPO sehingga berpotensi terkena bea keluar dan ketentuan ekspor,” kata Djaka dalam Konferensi Pers di Tanjung Priok, Kamis, 6 November 2025.

Djaka menuturkan, saat ini hasil penegahan dan pemeriksaan tersebut masih dalam tahap penanganan dan penelitian lebih lanjut oleh DJBC. DJBC tengah melakukan pendalaman terhadap pihak-pihak terkait serta pengumpulan fakta dan alat bukti untuk memastikan klasifikasi barang secara akurat.

Hasil akhir pemeriksaan ini akan menjadi dasar penetapan sanksi administratif dan/atau penegakan hukum atas dugaan tindak pidana di bidang kepabeanan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Baca juga: Bank Mandiri Taspen Dorong Mantapreneur Naik Kelas hingga Tembus Pasar Ekspor

Djaka menyebut, penegakan hukum ini merupakan bagian dari sinergi hulu ke hilir sektor sawit nasional Satgas Penguatan Tata Kelola Komoditas Sawit (Satgas PKH) dibawah Presiden.

“Memperkuat sisi hulu yaitu penertiban perizinan penguasaan lahan dan konsolidasi data sektor sawit Kemenku dalam hal ini Dirjen Pajak dan Dirjen Bea Cukai bersama Satgasus Porli memperkuat sisi hulu hilir yaitu pengawasan, pemeriksaan, dan penindakan terhadap pelanggaran ekspor dan potensi kehilangan penerimaan negara,” pungkasnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

BRI Bukukan Laba Rp45,44 Triliun per November 2025

Poin Penting BRI membukukan laba bank only Rp45,44 triliun per November 2025, turun dari Rp50… Read More

7 hours ago

Jadwal Operasional BCA, BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting Seluruh bank besar seperti BCA, BRI, Mandiri, BNI, dan BTN memastikan layanan perbankan… Read More

8 hours ago

Bank Jateng Setor Dividen Rp1,12 Triliun ke Pemprov dan 35 Kabupaten/Kota

Poin Penting Bank Jateng membagikan dividen Rp1,12 triliun kepada Pemprov dan 35 kabupaten/kota di Jateng,… Read More

9 hours ago

Pendapatan Tak Menentu? Ini Tips Mengatur Keuangan untuk Freelancer

Poin Penting Perencanaan keuangan krusial bagi freelancer untuk mengelola arus kas, menyiapkan dana darurat, proteksi,… Read More

10 hours ago

Libur Nataru Aman di Jalan, Simak Tips Berkendara Jauh dengan Kendaraan Pribadi

Poin Penting Pastikan kendaraan dan dokumen dalam kondisi lengkap dan prima, termasuk servis mesin, rem,… Read More

19 hours ago

Muamalat DIN Dukung Momen Liburan Akhir Tahun 2025

Bank Muamalat memberikan layanan “Pusat Bantuan” Muamalat DIN. Selain untuk pembayaran, pembelian, atau transfer, nasabah… Read More

20 hours ago